Usut Tuntas Peristiwa 22 Napi Keracunan di Lapas Kelas IIA Bukittinggi

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (2 Mei): Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Shadiq Pasadigoe, mendorong Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dan pihak terkait lainnya menindak tegas pihak yang mengakibatkan 22 narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi mengalami keracunan.

“Saya sangat prihatin atas insiden yang menimpa 22 narapidana di Lapas Kelas IIA Bukittinggi yang harus dilarikan ke RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi diduga karena keracunan cairan berbahaya yang berasal dari bahan pembuat parfum,” ungkap Shadiq dalam keterangannya, Kamis (1/5/2025).

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Barat I (Kabupaten Dhamasraya, Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Kota Padang, Padang Panjang, Sawah Lunto, dan Kota Solok) itu juga menuturkan, peristiwa tersebut bukan sekadar kelalaian, melainkan sinyal kuat bahwa pengawasan di lembaga pemasyarakatan perlu diperketat dan ditata ulang.

“Lapas seharusnya menjadi tempat pembinaan, bukan sumber ancaman bagi keselamatan para warga binaan,” tandas Shadiq.

Dengan adanya peristiwa tersebut, Shadiq meminta pihak terkait segera mengusut tuntas asal cairan tersebut dan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggung jawab.

“Hak atas keselamatan dan kesehatan adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dilindungi, termasuk bagi para narapidana. Dari Komisi XIII DPR, kami akan turut mendorong evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengawasan di lapas agar kejadian serupa tidak terulang” pungkas Shadiq.

Sebanyak 22 narapidana dari Lapas Kelas IIA Bukittinggi dilarikan ke rumah sakit pada Rabu (30/4), setelah diduga mengalami keracunan akibat mengonsumsi cairan berbahaya.

Direktur RRSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi, drg Busril menjelaskan bahwa para narapidana tersebut mengalami gejala keracunan setelah diduga mengonsumsi cairan yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum.

“Dari 22 orang yang kami tangani, dua orang dalam kondisi sangat kritis dan dipasang ventilator, sementara 11 lainnya berstatus kuning dengan potensi kondisi memburuk,” ujar Busril dalam keterangan persnya.

(Nas/*)

Add Comment