Tuhan Mengemas Hadiah-Nya Lewat Ujian
Getting your Trinity Audio player ready...
|
Oleh: Dr. Ir. Hj. Ayu Alwiyah Aljufri, M. Si
Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem
DALAM perjalanan hidup, setiap manusia pasti akan menghadapi ujian. Kadang terasa ringan, tapi tak jarang juga membuat dada sesak, air mata tumpah, dan harapan terasa jauh.
Saat doa belum juga dijawab, saat masalah datang bertubi-tubi, dan semua pintu seakan tertutup, di situlah banyak dari kita mulai bertanya: Di mana Allah? Mengapa seolah aku sendiri?
Padahal justru di saat-saat seperti itulah Allah sedang paling dekat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah): sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku…” (QS. Al-Baqarah: 186).
Nabi Muhammad SAW pun bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu datang bersama kesabaran, jalan keluar datang bersama kesempitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan.” (HR. Tirmidzi).
Buat kamu yang sedang berjuang, entah sebagai seorang Ayah yang sedang berjuang, milenial yang meraba arah hidup, ibu muda yang bergulat dengan kelelahan dan peran baru, atau remaja yang mulai merasa dunia ini penuh tekanan, ketahuilah: rasa sakitmu dilihat, tangismu terdengar, dan sabarmu tidak akan sia-sia.
Allah tidak pernah jauh. Mungkin inilah saat Allah sedang membentukmu, menguatkanmu, dan memanggilmu untuk lebih dekat denganNya.
Allah SWT berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?”
(QS. Al-‘Ankabut: 2).
Ayat ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi jadi pengingat bahwa ujian adalah bagian dari cinta Allah. Iya, cinta. Karena dengan ujian, Allah membersihkan kita, menguatkan kita, dan mempersiapkan kita untuk sesuatu yang lebih keren.
Nabi pun Diuji, Apalagi Kita
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Orang yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya, lalu yang semisalnya…” (HR. Tirmidzi).
Pernahkah kamu merasa hidup ini terlalu berat? Seolah setiap sisi terasa gelap, doa belum juga dijawab, dan beban terus menumpuk tanpa jeda? Dalam sunyi, mungkin terbersit tanya: “Kenapa aku? Kenapa seberat ini?”
Tapi ingatlah! bahwa bahkan para Nabi, manusia-manusia pilihan yang paling Allah cintai, juga diuji dengan ujian yang begitu dahsyat. Bukan karena Allah benci, tapi karena Allah ingin mereka naik derajat. Karena sejatinya, ujian bukan tanda kebencian, tapi tanda perhatian. Tanda bahwa Allah sedang menjadikanmu seseorang yang lebih kuat dari sebelumnya.
Maka kalau hari ini kamu sedang merasa hidup tak berpihak, yakinlah! Bahwa kamu sedang ditempa. Kamu sedang dibentuk menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih dekat dengan-Nya. Karena hanya hati yang besar yang Allah pilih untuk mengemban ujian besar.
Jangan anggap air matamu sia-sia. Jangan pikir kamu sendiri. Justru saat kamu paling lemah, di situlah Allah paling dekat.
Ujian = Upgrade Jiwa
Sama seperti naik level dalam sebuah game, kita tidak bisa langsung masuk ke level elite atau dapat perlengkapan terbaik tanpa melewati tantangan. Tapi ini bukan sekadar permainan. Ini kehidupan nyata. Dan ujiannya jauh lebih berat: kehilangan orang tercinta, kegagalan dalam rencana, jatuh bangunnya usaha, kekecewaan yang menyayat hati, atau kesepian yang membungkam malam.
Tapi dalam Islam, kita percaya: setiap ujian adalah tanda kasih sayang Allah. Allah sedang menguji bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk mengangkat derajat kita.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. Al-Baqarah: 214).
Justru dari titik terendah itulah kita akan mulai merasakan hal-hal luar biasa:
•Kita akan tahu bahwa ternyata kita lebih kuat dari yang kita kira.
•Menjadi lebih bijak, karena luka mengajarkan kita hal-hal yang tak diajarkan buku.
•Dan yang paling penting: kita akan merasa lebih dekat dengan Allah.
Saat hati patah, itulah saatnya kembali. Saat harapan runtuh, itulah waktunya bersandar. Karena tidak ada tempat bersandar yang lebih kuat dari rahmat Allah SWT.
Hadiah Besar Setelah Sabar
Allah berjanji dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6).
Perhatikan kata-Nya: bersama, bukan setelah. Artinya, di balik tiap air mata, sudah terselip harapan. Di balik gelapnya malam, sudah ada fajar yang disiapkan. Mungkin belum terlihat sekarang, tapi itu bukan berarti tidak ada, itu hanya menunggu waktu yang tepat untuk datang menghampirimu.
Dan saat kita memilih untuk bersabar bukan karena lemah, tapi karena yakin, itulah saat Allah menulis skenario terindah yang tak pernah terbayangkan.
Hadiah terbesar dari Allah setelah sabar, bukan sekadar masalah yang selesai.
Tapi:
•Hati yang jauh lebih kuat.
•Pikiran yang lebih dewasa.
•Iman yang lebih tajam.
•Dan rasa tenang yang tak bisa dibeli didunia.
Lalu, saat waktu akhirnya dipertemukan dengan jalan keluar, maka kita akan menyadari:
“Ternyata tidak ada yang pernah meninggalkan kita, namun Allah sedang membentuk agar kita pantas menerima kebahagiaan yang lebih besar dari apa yang dulu kita minta.”
Karena sungguh, Allah tak pernah mengabaikan doa yang dibalut dengan kesabaran.
Pesan untuk semua yang Sedang Diuji
Kalau hari ini kita merasa sendiri. Merasa hidup ini tidak adil, melelahkan, dan tak tahu harus melangkah ke mana lagi.
Tarik napas dalam-dalam. Tenangkan hati. Lihat lebih jauh ke dalam.
Mungkin, kita sedang dibentuk, bukan dihancurkan. Mungkin ini bukan hukuman, melainkan pendidikan jiwa dari Allah.
Karena dalam Islam, ujian bukanlah tanda kebencian.
Tapi justru tanda bahwa kita cukup kuat untuk naik kelas.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka.”
(HR. Tirmidzi).
Lihatlah Nabi Ayyub AS—seorang hamba pilihan yang diuji dengan kehilangan harta, anak-anak, bahkan kesehatannya. Tapi ia tetap sabar, tetap husnuzan atau berprasangka baik, dan tak pernah berhenti mengingat Allah. Hingga akhirnya, Allah memulihkan segalanya dengan cara yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
Itulah rahasia sabar
Ia membuka pintu-pintu rahmat yang tak pernah kita duga.
Ia menjadikan hati ini kuat, bahkan saat dunia terasa runtuh.
Karena sejatinya, kemenangan bukanlah saat semuanya mudah.
Namun saat kita tetap bertahan, meski semuanya terasa berat.
Maka jangan pernah anggap ujian ini sebagai akhir dari cerita.
Anggaplah ini sebagai awal, awal dari kebijaksanaan, awal dari kedewasaan, dan awal dari rahmat-Nya yang jauh lebih besar.
Jalanilah dengan sabar, hadapilah dengan doa. Karena ketika semuanya selesai, maka kita akan tersenyum dan berkata:
“Ternyata benar… Allah tahu apa yang terbaik untukku.”
Dan yakinlah, Allah tidak pernah tidur. Tidak pernah lalai. Dan tidak pernah salah dalam menyusun rencana terbaik untuk hidup mu.
“Be patient. For what was written for you was always yours.
And what’s yours will find its way to you,
no matter how far it seems.”
A reminder from the One who never leaves your side.
Selamat Hari Keluarga International, 15 Mei 2025
(WH)