Gobel Tekankan Perlindungan Warga Negara dari Serbuan Produk Asing

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (19 Mei): Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, menekankan pentingnya perlindungan warga negara Indonesia (WNI) dari serbuan produk-produk dari luar negeri. Jangan sampai jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar hanya menjadi pasar bagi produk impor.

“Kita tidak ingin bangsa kita, rakyat kita, hanya dijadikan objek bagi produk-produk mereka. Kita harus menjaga konsumen kita, dan bahkan kita harus jadikan masyarakat kita bagian dari pasar yang kuat,” ujar Gobel saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Fraksi Partai NasDem DPR RI bertema RUU Perlindungan Konsumen: Memperkuat Lembaga, Menegakkan Perlindungan Warga Negara, di Ruang Rapat Fraksi NasDem, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Menurut Gobel, dengan penduduk lebih dari 280 juta jiwa, tanah yang subur, serta sumber daya alam yang melimpah, Indonesia harusnya menjadi tempat yang menarik bagi para investor. Namun kenyataannya, investor lebih tertarik berinvestasi di negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Myanmar.

“Apalagi dengan adanya kebijakan Donald Trump, Indonesia pasti akan kebanjiran barang-barang dari luar negeri. Kita hanya dijadikan bangsa konsumen. Bangsa konsumen barang kw satu, kw dua, kw tiga, kw empat yang akhirnya semua itu merugikan konsumen kita sendiri,” tandasnya.

Mantan Menteri Perdagangan itu menegaskan, warga negara sebagai konsumen harus dilindungi dari segi keselamatan, keamanan, dan kesehatan. Seluruh produk yang dikonsumsi masyarakat harus memenuhi ketiga unsur tersebut.

Dia juga menyoroti pentingnya penjagaan terhadap produk-produk selundupan yang masuk dari luar negeri. Produk impor ilegal tersebut, menurutnya, pada akhirnya akan sangat merugikan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Menurut Gobel, berbicara perlindungan konsumen bukan hanya melindungi warga negara dari produk yang tidak berkualitas. Lebih jauh dari pada itu, bagaimana mendorong iklim investasi di Indonesia agar berkembang.

“Ini sangat penting. Supaya kita jangan terjebak nanti berbicara hanya soal memperkuat ini itu. Kita harus jelas filosofinya dulu, baru nanti ke sana, apa peran masing-masing lembaga. Kita harus jaga pasar kita sendiri,” tandasnya.

(Yudis/*)

Add Comment