Bangun Kebiasaan Hidup Sehat Sikapi Merebaknya Covid-19 di sejumlah Negara
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (28 Mei): Bangun kebiasaan hidup sehat dan mekanisme pencegahan yang efektif untuk menyikapi merebaknya virus covid-19 di sejumlah negara.
“Meningkatnya kasus covid-19 di sejumlah negara harus diwaspadai dengan mengintensifkan edukasi kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat dalam keseharian,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam sambutan pada diskusi daring bertema Resiliensi di Tengah Naiknya Kasus Covid Tahun 2025, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Diskusi yang dimoderatori Anggiasari Puji Aryatie (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu, menghadirkan Nafa Urbach (Anggota Komisi IX DPR RI), Ina Agustina Isturini (Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI), dan dr Bobby Singh (Direktur RS Puri Medika, Jakarta – Dokter Spesialis Paru – Dosen Kedokteran Universitas Kristen Petra Surabaya) sebagai narasumber.
Selain itu hadir dr Cashtri Meher (Ketua Profesi Kesehatan/Prokes DPP Partai NasDem – Humas PB Ikatan Dokter Indonesia).
Menurut Lestari, mekanisme ketahanan adaptif masyarakat mesti diperkuat meskipun kasus Covid di tanah air saat ini masih dinilai dalam batas aman.
Langkah tersebut, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari,
mesti diikuti dengan sikap positif dan konstruktif untuk mencari solusi tepat menghadapi meningkatnya kasus covid-19 di negara-negara sekawasan.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu berharap, dengan pengalaman menghadapi merebaknya covid-19 beberapa tahun lalu, diharapkan masyarakat memiliki kesadaran untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dapat membangun kolaborasi yang kuat untuk mewujudkan ketahanan adaptif masyarakat dalam menghadapi potensi penyebaran kasus covid-19 di Tanah Air.
Nafa Urbach berpendapat, dalam menghadapi ancaman penyebaran covid-19, edukasi dan komunikasi terkait risiko yang dihadapi harus ditingkatkan.
Menurut Nafa, pemerintah harus proaktif memantau perkembangan peningkatan kasus covid-19 di sejumlah negara tetangga.
Selain itu, jelas Nafa, sosialisasi terkait etika batuk/bersin juga sangat penting dalam menekan penyebaran virus covid-19.
Nafa berpendapat sejumlah langkah antisipasi di sejumlah sektor harus dipersiapkan untuk mencegah dampak yang lebih parah, bila terjadi ledakan kasus di kemudian hari.
Ina Agustina Isturini mengungkapkan penyebaran covid-19 yang terjadi saat ini masih terkendali.
Berdasarkan asesmen yang dilakukan Kementerian Kesehatan, tambah Ina, varian virus covid-19 yang beredar saat ini tidak menimbulkan keparahan dan masih bisa diatasi dengan vaksin.
Ina berpendapat, kemungkinan untuk merebaknya virus covid-19 secara drastis saat ini masih terbilang kecil.
Dalam membangun strategi kesiapsiagaan menghadapi covid-19, ungkap Ina, pemerintah berupaya membangun partisipasi masyarakat.
Diakui Ina dalam penanggulangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) langkah-langkah yang dilakukan yaitu pencegahan, deteksi, dan merespon secepat mungkin sehingga tidak meluas penyebarannya.
Bobby Singh mengungkapkan penyakit infeksi paru termasuk penyakit yang memiliki gejala tidak spesifik, penyebaran cepat, dan dipengaruhi faktor lingkungan.
Diakui Bobby, kasus covid-19 di Hong Kong, Singapura, dan Thailand tercatat meningkat. Sementara itu, kasus covid-19 di Indonesia pada rentang waktu 1-10 Mei 2025 tercatat 151 kasus.
Menurut Bobby, upaya meningkatkan asupan gizi masyarakat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Bobby menyarankan, sebagai upaya pencegahan, masyarakat diharapkan tetap waspada, meningkatkan pola hidup sehat, dan mencari informasi dengan sumber terpercaya guna mencegah informasi hoax.
Cashtri Meher berpendapat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk menyosialisasikan dengan baik upaya pencegahan penyebaran covid-19 dan mengupayakan lingkungan yang sehat.
Kesadaran menerapkan protokol kesehatan di masyarakat, ujar Cashtri, harus dibangun kembali. Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat agar jangan percaya berita hoaks dan tetap fokus pada fakta dan data yang sudah terverifikasi. (*)