Perempuan Diharapkan Responsif dan Berani Mengungkap Kekerasan Seksual
Getting your Trinity Audio player ready...
|
PADANG (30 Mei): Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sumatra Barat masih marak dan menjadi keprihatinan mendalam. Situasi seperti itu membutuhkan edukasi dan keberanian korban untuk berani untuk mengungkapkannya ke publik. Juga perlu kehadiran negara dalam memberikan perlindungan dan keadilan.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi III DPR RI, Lola Nelria Oktavia, seusai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR ke Padang, Sumatra Barat, Rabu (28/5/2025).
“Masih banyak kekerasan seksual yang terjadi di keluarga atau lingkungan terdekat, tapi malah disembunyikan. Korban sering kali takut, malu, atau merasa harus menanggung sendiri. Ini tidak boleh terus dibiarkan,” kata Lola.
Menurutnya, salah satu akar masalah adalah kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat terkait kekerasan seksual. Ia menegaskan bahwa korban tidak boleh dibebani rasa bersalah, dan harus didukung untuk speak up.
“Tugas kita adalah memberi pengarahan dan pendidikan bahwa menjadi korban bukanlah aib. Korban harus dibantu, bukan disudutkan,” tegasnya.
Legislator dari Dapil Jawa Barat XI (Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya) itu juga menyerukan agar aparat penegak hukum memberikan perlakuan tegas dan setara terhadap semua pelaku kekerasan seksual tanpa pandang bulu.
“Di manapun terjadi, pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan atau anak harus mendapat ganjaran yang setimpal, tanpa pengecualian,” tegasnya.
Lola juga mendorong adanya tempat pengaduan yang aman dan nyaman bagi korban, agar tidak ragu melapor dan merasa yakin bahwa laporan mereka akan direspons dengan cepat.
“Sosialisasi sangat penting. Masyarakat harus tahu ke mana mereka melapor dan percaya bahwa laporan mereka akan ditindaklanjuti. Kepercayaan itu harus kita bangun,” ujarnya.
Lola pun memberikan harapan khusus kepada perempuan agar menjadi sosok yang tangguh dan responsif terhadap kekerasan di sekitarnya.
“Perempuan harus mandiri, tanggap, dan tidak tinggal diam. Kalau melihat atau mengalami kekerasan, harus segera bertindak. Jangan takut!”
Di akhir paparannya, Lola menyampaikan harapan bahwa dengan kolaborasi semua pihak, masyarakat, aparat, dan pemerintah, kasus kekerasan seksual bisa ditekan hingga akhirnya tidak terjadi lagi.
“Harapan saya ke depan, dengan adanya reaksi cepat dari masyarakat dan korban, kita bisa menurunkan angka kekerasan seksual, bahkan menghilangkan sepenuhnya,” tutup Lola.
(dpr.go.id/*)