Indonesia Perlu Transfer Teknologi bukan Sekadar Membuka Lapangan Kerja
Getting your Trinity Audio player ready...
|
TANGERANG SELATAN (17 Juni): Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengatakan arah kebijakan investasi dalam negeri seharusnya tidak hanya berfokus pada penciptaan lapangan kerja, tetapi juga pada transfer teknologi dan penguatan industri nasional.
Indonesia harus membangun ekosistem industri yang mendorong keterlibatan mahasiswa dan institusi pendidikan dalam proses pengembangan teknologi.
“Jadi kepada mahasiswa-mahasiswa pejuang, ini yang dibutuhkan Indonesia menurut saya, bukan hanya kita membutuhkan, kita perlu lapangan kerja, enggak. Kita bisa ikut mengabdi apa yang kita bisa buat,” kata Gobel, dalam acara Testimoni, Bedah Buku dan Seminar bertajuk ‘Belajar dari Gobel: Falsafah Pancasila, Industrialisasi Nasional, Kewirausahaan dan Inovasi Teknologi’, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Selasa (17/6/2025).
Gobel menuturkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi yang memberikan nilai tambah melalui penguasaan teknologi, bukan sekadar membuka lapangan kerja padat karya.
“Sebetulnya Indonesia butuh itu sekarang dari pada lapangan kerja semata-mata. Makanya saya kepada pemerintah selalu mengingatkan, kita kalau mengundang investor jangan cuma investor yang hanya penting ada lapangan kerja,” katanya.
Legislator Partai NasDem itu pun mencontohkan sejumlah investasi di sektor industri garmen dan sepatu yang dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap penguasaan teknologi dalam negeri.
“Garmen dari Taiwan, sepatu dari Taiwan ataupun yang lain, teknologinya enggak ada di situ. Sementara kita punya sekolah yang mendidik, ada fakultas teknologi. Ini harus di-link-kan,” kata dia.
Wakil Ketua DPR RI Periode 2019-2024 itu menilai bahwa model investasi seperti itu tidak selaras dengan potensi pendidikan dan kemampuan teknis yang dimiliki bangsa Indonesia.
Ia mendorong agar pemerintah merancang konsep investasi yang mendorong kolaborasi antara industri dan institusi pendidikan, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan pembelajaran langsung dari lapangan industri.
Lebih jauh, Gobel juga menyoroti keberhasilan transfer teknologi dalam industri otomotif, khususnya di perusahaan seperti Toyota.
“Toyota, hampir semua decision-nya orang Indonesia, pabriknya udah hampir orang Indonesia semua. Ketika covid-19 enggak ada orang Jepang satu pun. Semua orang Indonesia yang mengoperasikannya. Perusahaan saya juga begitu, sudah semua Indonesia yang mengerjakan,” kata dia.
Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa transfer teknologi dan pengetahuan dapat dilakukan secara nyata jika diberi ruang dan kesempatan.
“Artinya, transfer teknologi, transfer knowledge sudah terjadi. Nah ini kembali kita sebagai negara besar, kita perlu membangun industri di dalam negeri,” tegas Gobel.
(Yudis/*)