Legislator NasDem Minta KKP Perhatikan Balai Benih Ikan di Seluruh Indonesia

Getting your Trinity Audio player ready...

KUPANG (17 Juni): Legislator Komisi IV DPR RI, Rajiv, meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan perhatian serius pada Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) di Seluruh Indonesia.

Saat kunjungan kerja masa reses di BBIP Tablolong, Kabupaten Kupang, NTT, Rajiv mengungkapkan BBIP merupakan pilar utama swasembada pangan. Jangan sampai balai terebut mengalami kesulitan untuk memproduksi benih ikan dan udang unggulan.

Ia mencontohkan, saat ini BBIP Tablolong memiliki kemampuan besar dalam memproduksi benih, namun sulit memperoleh indukan beberapa jenis ikan dan udang yang dapat dibudidayakan dengan baik di perairan NTT.

“BBIP Tablolong ini luar biasa, kapasitas produksinya bisa mencapai 1,4 juta ton benih. Tapi kini mereka sulit mendapat indukan ikan kerapu macan, kerapu cantang, serta udang vaname yang berkualitas. Saya minta KKP segera turun tangan dan memberi bantuan indukan terbaik,” tegas Rajiv di sela-sela kunjungannya ke BBIP Tablolong, Selasa (17/6/2025).

Saat mendampingi Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Rajiv menyaksikan kemampuan BBIP Tablolong memproduksi pakan ikan secara mandiri yang berasal dari tulang ikan dan rumput laut.

Ia menuturkan, KKP dapat memanfaatkan kelebihan itu untuk mengakselerasi program mandiri pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

“Apa yang dilakukan BBIP Tabalolong ini, sebaiknya ditiru dan dilakukan semua BBIP di seluruh Indonesia. KKP harus menjadikan pengembangan dan budidaya benih ikan pantai sebagai prioritas demi percepatan suksesnya swasembada pangan,” tukas Rajiv.

Menurut Rajiv, wilayah Indonesia Timur memiliki laut yang luas dan kaya dengan berbagai jenis ikan. KKP bisa menjadikan potensi tersebut sebagai sentra penghasil ikan laut serta ikan budidaya terbesar dan terbaik di negeri ini dengan mengedepankan aspek konservasi.

“Laut di Wilayah timur Indonesia, kaya berbagai jenis ikan dan tersedia dalam jumlah yang berlimpah, sehingga berpotensi menjadi sentra produksi hasil laut terbesar dan terbaik. Meski demikian kita tidak boleh melupakan aspek konservasi dan budidaya seperti yang dilakukan BBIP,” ucap Rajiv.

Selain itu Rajiv mengatakan, pentingnya pelibatan masyarakat pesisir, khususnya nelayan. Dalam hal ini BBIP bisa menjadi jembatan yang baik dengan pelatihan yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis agar nelayan sejahtera serta tetap menjaga ekologi laut dengan baik.

“Kita tidak boleh melupakan unsur pendidikan dan pelatihan, karena nelayan dan masyarakat pesisir bukan hanya menangkap ikan, tapi juga tahu bagaimana menjaga laut, memproduksi pakan secara mandiri hingga mengolah hasil tangkapan, agar ekonomi mereka tumbuh dan sejahtera,” tutup Rajiv.

(Kabul/*)

Add Comment