Program Sawah Pokok Murah bisa Jadi Model Swasembada Pangan Nasional

Getting your Trinity Audio player ready...

LUBUK BASUNG (23 Juni): Anggota Komisi IV DPR RI, Cindy Monica, mendukung penuh program Sawah Pokok Murah yang telah dilaksanakan di berbagai daerah di Sumatra Barat (Sumbar). Program tersebut dinilai sejalan dengan upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.

“Saya melihat Sawah Pokok Murah ini sebagai inovasi luar biasa dari daerah kita. Ini bukan hanya menyentuh kebutuhan masyarakat akan beras murah, tapi juga memberdayakan petani secara langsung,” kata Cindy dalam Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI, di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumbar, Sabtu (21/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Komisi IV DPR meninjau sejumlah program ketahanan pangan, berdialog dengan pemerintah daerah, serta kelompok tani penerima manfaat.

Program tersebut diinisiasi Ir. Joni dan telah mulai melakukan inovasi sejak 2020. Berangkat dari temuan rata-rata petani yang membakar jerami setelah panen sehingga menimbulkan persoalan lingkungan. Dia menemukan bahwa jerami bisa menjadi substitusi untuk pupuk kimia dan bahan jerami sebagai pupuk disebut membuat lahan lebih tahan kekeringan.

Teknik yang digunakan dalam sawah pokok murah dibagi atas Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), yaitu jerami sisa panen tidak dibakar namun dikumpulkan dan digunakan sebagai mulsa (penutup tanah) untuk menjaga kelembaban dan kesuburan tanah.

Kemudian, ada pembuatan parit selebar mata cangkul dengan jarak antarparit sekitar 125 cm untuk pengaturan air. Seleksi bibit padi dilakukan dengan metode air garam dan telur untuk memastikan kualitas bibit yang baik.

Penanaman bibit dilakukan pada usia 12-14 hari setelah semai. Pengelolaan air dilakukan dengan mengatur air dalam sawah agar tidak tergenang demi mencegah reaksi racun pada tanaman.

“Saya mendorong agar program ini menjadi proyek percontohan dan bisa diadopsi secara nasional,” imbuh Cindy.

Cindy menegaskan bahwa penguatan sektor pangan rakyat merupakan fondasi penting dari Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan, serta mengurangi ketergantungan impor bahan pokok.

Lebih lanjut, Cindy menilai program itu mampu menjadi solusi konkret terhadap permasalahan distribusi, harga pasar, dan kesejahteraan petani secara bersamaan.

Ia berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa dapat memberikan dukungan regulasi maupun anggaran agar program serupa dapat berkembang di seluruh Indonesia.

“Kita harus dorong kolaborasi antara pusat dan daerah. Dengan kemauan politik yang kuat, saya yakin Sawah Pokok Murah bisa menjadi model swasembada pangan nasional yang berbasis pada kekuatan desa dan petani lokal,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Cindy juga menyerahkan sejumlah bantuan pertanian, termasuk bibit dan alsintan, sebagai bentuk komitmen dalam mendukung produktivitas dan kemandirian petani.

Dukungan Cindy mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah serta para pelaku program. Mereka berharap, dengan dukungan dari DPR RI dan pemerintah pusat, program Sawah Pokok Murah dapat berlanjut dan diperluas ke daerah lain. (Yudis/*)

Add Comment