Politik Kedekatan Prabowo Subianto-Anwar Ibrahim (1) Menginspirasi Semangat Nasionalisme Anak Muda
Getting your Trinity Audio player ready...
|
Oleh: Tengku Adnan
(Ketua Partai NasDem Malaysia)
DI tengah dinamika politik yang cepat berubah seperti sekarang ini, muncul pertanyaan penting bagaimana sosok Prabowo Subianto memberikan pengaruh politik, terutama semangat berpolitik anak muda, khususnya di luar negeri seperti Malaysia?
Bagaimana kedekatan Prabowo dengan sosok Anwar Ibrahim? Bagaimana hubungan bilateral di antara keduanya?
Pertanyaan-pertanyaan itu mengandung makna yang dalam, karena menyentuh bukan hanya pada politik elektoral, melainkan juga pada karakter, konsistensi, dan daya juang seorang pemimpin yang pernah mengalami kekalahan berturut-turut, namun tetap berdiri tegak hingga akhirnya dipercaya menjadi Presiden Republik Indonesia.
Perjalanan Prabowo sejak 1998 sampai saat ini lebih kurang hampir sama dengan perjalanan politik Anwar Ibrahim. Pada saat itu, Prabowo diberhentikan sebagai seorang perwira TNI.
Prabowo adalah cerminan dari konsistensi perjuangan. Prabowo juga pernah kalah dalam pemilu sebanyak tiga kali, sebuah hal yang dalam dunia politik bisa menjadi akhir dari segalanya bagi banyak orang.
Namun, Prabowo justru menunjukkan hal sebaliknya. Ia memilih tetap berada di jalur pengabdian politik, membangun jaringan, memperkuat gagasannya, dan menumbuhkan narasi kebangsaan yang terus digaungkan kepada generasi muda.
Realita politik inilah yang menjadikan Prabowo bukan sekadar politisi biasa, melainkan sosok negarawan yang pantang menyerah.
Menariknya, ini sebanding juga dengan perjalanan politik Anwar Ibrahim di Malaysia. Keduanya mengalami keterpurukan pada akhir 1990-an. Ketika itu Anwar diberhentikan dari jabatan Timbalan Perdana Menteri Malaysia.
Yang menarik keduanya tidak berhenti sampai di situ. Mereka menunjukkan daya tahan politik luar biasa.
Kedua tokoh negarawan ini setidaknya perlu waktu 23 hingga 25 tahun untuk mencapai puncak kepemimpinannya, yaitu Prabowo sebagai presiden di Indonesia dan Anwar sebagai perdana menteri di Malaysia.
Mereka tidak menghilang atau menyerah. Setelah lebih dari dua dekade perjuangan, keduanya kini berada di puncak kepemimpinan negara. Ini adalah pelajaran hidup yang amat kuat bagi generasi muda yang patut untuk dipelajari bahwa perjuangan sejati bukanlah soal cepat atau lambat, tetapi soal kesabaran dan komitmen terhadap cita-cita besar.
Sebagai diaspora Indonesia di Malaysia, saya menyaksikan bagaimana sosok Prabowo mampu membangkitkan semangat nasionalisme, bahkan dari jarak jauh.
Banyak dari kami, anak-anak muda, yang mulai mencintai kembali identitas keindonesiaan dari nilai-nilai yang beliau sampaikan dalam pidato-pidato dan wawancara.
Beliau adalah seorang yang negarawan, mempunyai patriotisme yang kuat untuk membangun negara, serta menyejahterakan rakyatnya.
Nilai-nilai perjuangan beliau juga membangkitkan kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang harus diperjuangkan, dengan nilai patriotisme, pengabdian, dan cinta tanah air yang tulus.
Selain itu, Prabowo juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang geopolitik internasional. Kepiawaiannya dalam membaca dinamika global membuat Prabowo mampu membangun hubungan yang solid dengan berbagai pemimpin, khususnya di kawasan Malaysia, ASEAN, bahkan hingga tingkat Asia dan dunia.
Kualitas kepemimpinan ini menjadi modal penting dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.
Dalam berbagai forum internasional, ia menunjukkan kapasitas sebagai pemimpin yang tidak hanya berorientasi domestik, tetapi juga global. Ia memahami peran strategis Indonesia di Asia Tenggara dan dunia.
Maka, tidak heran jika hubungannya dengan pemimpin-pemimpin negara lain, termasuk Perdana Menteri Anwar Ibrahim, begitu erat dan konstruktif.
Kedekatan kedua tokoh ini merupakan sebuah keuntungan bagi Indonesia dan Malaysia, karena dapat dikatakan di antara keduanya sudah tidak ada lagi egosektoral.
Contohnya adalah ketika ada masalah dapat menyelesaikan dengan komunikasi antara mereka berdua dengan baik.
Bahkan kedekatan kedua tokoh ini juga terbukti dari kunjungan Prabowo ke Kuala Lumpur hanya untuk datang makan siang dan kemudian kembali ke Indonesia.
Dari kedekatan ini, anak muda seharusnya memanfaatkan momentum persahabatan kedua pemimpin ini untuk kebaikan Indonesia dan Malaysia.(Bersambung)
(WH/GN)