Zimbabwe Diharapkan Jadi Mitra Strategis Indonesia di Afrika
Getting your Trinity Audio player ready...
|
TANGERANG SELATAN (9 Juli): Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Nurhadi, mendorong penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Zimbabwe. Diharapkan Zimbabwe menjadi mitra strategis Indonesia di kawasan Afrika, khususnya bagian selatan.
“Kami ingin menjadikan Zimbabwe sebagai salah satu mitra strategis Indonesia di kawasan Afrika. Saya melihat potensi luar biasa dalam kerja sama ekonomi, pertanian, energi, hingga pendidikan antara kedua negara,” ujar Nurhadi dalam Rapat Koordinasi Peran Strategis GKSB terhadap Pelaksanaan Diplomasi Parlemen, di Tangerang Selatan, Selasa (8/7/2025).
Nurhadi yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Zimbabwe, menilai kekayaan sumber daya alam Zimbabwe dan keunggulan Indonesia dalam teknologi dan sumber daya manusia bisa saling melengkapi.
Oleh karena itu, DPR melalui GKSB mendorong keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pelaku usaha nasional dalam berbagai proyek infrastruktur dan energi di negara tersebut.
“Zimbabwe memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, dan Indonesia punya teknologi serta SDM yang bisa saling melengkapi. Kita ingin dorong masuknya BUMN dan pelaku usaha Indonesia dalam proyek-proyek infrastruktur, energi, dan pertambangan di Zimbabwe,” jelas Nurhadi.
Ia mengatakan bahwa salah satu prioritas ke depan adalah mendorong terbukanya akses pasar Afrika bagi produk-produk Indonesia, dengan menjadikan Zimbabwe sebagai pintu masuk strategis. Posisi Zimbabwe yang strategis di kawasan Afrika bagian selatan, dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan ekspor Indonesia ke wilayah tersebut.
Untuk memperkuat langkah tersebut, DPR siap memfasilitasi kegiatan-kegiatan konkret seperti forum bisnis, misi dagang, dan perjanjian teknis antarlembaga. Langkah itu bertujuan memastikan kerja sama Indonesia–Zimbabwe, tidak berhenti pada tataran wacana, tapi diwujudkan dalam bentuk kolaborasi yang berdampak langsung bagi kedua negara.
“Kita dorong kerja sama konkret, bukan hanya seremoni. Ke depan, kami akan memfasilitasi misi dagang, forum bisnis, dan nota kesepahaman antarlembaga yang bersifat teknis dan produktif.
Zimbabwe menjadi salah satu dari 68 negara prioritas kerja sama parlemen Indonesia, dari total 102 GKSB periode 2024-2029. Adapun, Hubungan diplomatik Indonesia-Zimbabwe telah terjalin sejak 1986.
“GKSB bukan hanya forum simbolik, tapi jembatan konkret untuk diplomasi parlemen dan diplomasi ekonomi Indonesia di Afrika,” tutur Nurhadi. (dpr.go.id/*)