Surya Paloh, Bapak Bangsa yang Meniti Jalan Panjang Demi Negeri
Getting your Trinity Audio player ready...
|
Oleh: Mohsen Hasan Alhinduan
Anggota Dewan Pakar Pusat NasDem
HARI ini, Dr. (HC) H. Surya Dharma Paloh genap berusia 74 tahun. Di usia senja yang penuh khidmat ini, bangsa Indonesia patut mengenang dan meneladani perjalanan seorang tokoh nasional yang telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk negeri sebagai politisi, pengusaha, pemimpin media, dan negarawan sejati.
Lahir di Banda Aceh, 16 Juli 1951, Surya Paloh telah menapaki jalan panjang perjuangan sejak masa mudanya. Dalam usia belia, ia sudah bersentuhan dengan dunia pemikiran kebangsaan dan pergerakan mahasiswa, sebelum kemudian terjun ke dunia politik di usia yang masih sangat muda.
Di era Orde Baru, ia menjadi salah satu wajah muda yang berani bersuara dalam parlemen. Karier politiknya pun terus berlanjut lintas zaman, tetap konsisten memperjuangkan demokrasi yang beradab.
Dari Aktivis Muda ke Arsitek Politik Nasional
Surya Paloh dikenal bukan hanya karena ketokohannya dalam mendirikan Partai NasDem, tetapi juga karena kontribusinya dalam membangun narasi kebangsaan yang utuh Indonesia yang merdeka secara politik, berdaulat secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.
Semboyan “Restorasi Indonesia” yang ia gaungkan bukan jargon kosong, melainkan refleksi mendalam atas kondisi bangsa yang menurutnya perlu kembali ke cita-cita luhur para pendiri republik.
Dalam berbagai forum nasional maupun internasional, Surya Paloh tak pernah lelah menekankan pentingnya moralitas dalam politik, serta keharusan membangun institusi negara yang kokoh dan visioner.
Membangun Kekuatan Media untuk Pencerahan Bangsa
Tidak banyak tokoh politik Indonesia yang mampu membangun institusi media dengan integritas tinggi. Melalui Media Group (Metro TV, Media Indonesia, dan lain-lain), Surya Paloh menciptakan ruang edukasi publik, menjadi kanal informasi, dan penjaga demokrasi melalui jurnalisme kritis namun berimbang.
Media baginya bukan alat propaganda, tapi alat pencerdas bangsa. Di era ketika ruang publik diracuni oleh disinformasi, Media Group tetap dijaganya sebagai benteng kesadaran publik yang sehat.
Menjadi Bapak Bangsa, Bukan Sekadar Politisi
Gelar “Bapak Bangsa” bukan semata gelar simbolik. Ia melekat pada mereka yang berpikir jauh ke depan, melampaui kepentingan golongan, dan konsisten menjaga etika bernegara.
Dalam diri Surya Paloh, kita melihat upaya itu terus-menerus dilakukan, meski kadang berhadapan dengan arus zaman dan intrik kekuasaan.
Ia adalah politisi senior yang memilih untuk tidak tenggelam dalam transaksi kekuasaan. Ia kerap memilih jalan sunyi: menguatkan partai lewat kaderisasi, mendukung calon-calon muda, dan tidak memaksakan ambisi pribadi untuk jabatan eksekutif.
Warisan Pemikiran dan Kepemimpinan
Hari ini, di ulang tahunnya yang ke-74, Surya Paloh bukan hanya dikenang sebagai pendiri Partai NasDem, melainkan juga sebagai simbol keberlanjutan perjuangan nasional dalam konteks zaman yang berubah. Ia adalah jembatan antara generasi pendiri bangsa dan generasi baru Indonesia.
Kepada para kader muda, ia menitipkan pesan: “Jangan pernah lupakan moralitas dalam politik. Kuasai ilmu, jaga akhlak, dan cintailah negeri ini seperti mencintai ibu kandung sendiri.”
Di usia 74 tahun, Surya Paloh bukan sosok yang lelah, ia tetap tampil sebagai pembimbing, pemikir, dan pelayan bangsa. Dalam dunia politik yang kian riuh dan dangkal, ia hadir sebagai suara yang dalam dan penuh perenungan.
Selamat ulang tahun, Bapak Surya Paloh. Semoga selalu sehat, panjang umur, dan terus menjadi cahaya kebijaksanaan bagi bangsa ini.
(WH/GN)