Budaya Minang Semarakkan Panggung Restorasi NasDem Riau
Getting your Trinity Audio player ready...
|
PEKANBARU (21 Juli): Ratusan warga memadati halaman kantor DPW Partai NasDem Riau di Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Sabtu (19/7/2025) malam, untuk menyaksikan gelaran Panggung Restorasi.
Kali ini pertunjukan budaya yang disuguhkan berasal dari Ranah Minang, Sumatra Barat.
Masyarakat tampak antusias, khususnya warga keturunan Minang yang tinggal di Pekanbaru. Mereka menyaksikan deretan atraksi seni budaya seperti tari randai, tari piring, hingga pertunjukan pencak silat, yang diselingi dengan tabuhan alat musik tradisional Minang seperti gendang tambur dan talempong, menambah semarak suasana malam budaya tersebut.
Sebelum pentas dimulai, kegiatan diawali dengan ngobrol seni budaya di Rumah Restorasi, mengangkat tema “Gema Adat Minangkabau di Bumi Lancang Kuning”.
Sejumlah tokoh dan pegiat budaya hadir menjadi narasumber antara lain pemuka masyarakat Minang Syafrial Alidin, Ketua Bundo Kanduang Gonjong Limo Hermayesti, Ketua Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Pekanbaru Abu Bakar Sidik, serta pegiat seni Minang Sidi Hendra Caniago.
Tak hanya itu, kehadiran para datuk dari tujuh suku di Sumatra Barat turut menambah kekhidmatan acara. Dari unsur pengurus partai, hadir Ketua Bappilu DPW NasDem Riau Dedi Harianto Lubis, Wakil Ketua Bidang Penggerak Milenial Indra Irianto, serta Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga Destrayani Bibra.
Panggung Restorasi menjadi salah satu inisiatif DPW Partai NasDem Riau dalam membumikan semangat restorasi melalui seni budaya lintas daerah, sekaligus memperkuat nilai persatuan dan kebudayaan di tengah masyarakat majemuk.
Dalam kesempatan itu, Hermayesti menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai adat Minangkabau yang berpijak pada filosofi adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
“Ini perlu dihidupkan. Orang Minang di mana pun berada, harus menggemakan adat dan budayanya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sidi Hendra Caniago menyebut Panggung Restorasi menjadi sarana silaturahmi bagi masyarakat Minang di rantau.
“Setiap ada pencak silat dan tambur tasa, orang Minang akan datang berbondong-bondong. Disitulah silaturahminya. Yang tidak kenal menjadi kenal,” ucapnya.
Namun ia juga menyoroti rendahnya minat generasi muda terhadap seni budaya tradisi.
“Hal ini juga disebabkan kurangnya perhatian orang tua menurunkan tradisi itu kepada anak muda,” tambahnya.
Ketua Panitia Panggung Restorasi, Nur Admi Aktopan, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme masyarakat yang terus meningkat.
“Sebelumnya kita sudah menggelar budaya Melayu dan Jawa Timur. Acara dilaksanakan setiap malam Minggu. Jumlah pengunjung terus bertambah,” tuturnya.
(WH/GN)