Indonesia Perlu Buka Dialog Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (25 Juli): Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, meminta Pemerintah Indonesia membuka dialog untuk mencari solusi damai menyikapi konflik antara Thailand dan Kamboja. Jangan sampai konflik bilateral negara tetangga itu berkembang menjadi konflik terbuka yang merembet ke negara lain.
“Indonesia melalui jalur diplomasi damai, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN, harus mendorong kedua negara untuk menahan diri, membuka dialog, dan mencari solusi damai,” kata Amelia dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).
Legislator Partai NasDem itu menekankan, stabilitas kawasan adalah aset strategis bagi pembangunan nasional dan keamanan negara. Jangan sampai konflik Thailand-Kamboja berkembang menjadi konflik terbuka.
“Di sinilah kepemimpinan Indonesia diuji, bukan hanya sebagai penengah, tapi juga sebagai penjaga perdamaian regional,” tandasnya.
Indonesia punya pengalaman panjang sebagai juru damai di kawasan ASEAN, seperti saat menyelesaikan konflik Kamboja pada akhir 1980-an dan juga dalam penyelesaian krisis Rakhine di Myanmar.
Lebih lanjut Amelia meminta pemerintah menyiapkan langkah antisipatif jika eskalasi konflik terus meningkat. Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada diplomasi normatif.
“Pemerintah harus memperkuat sistem deteksi dini regional, meningkatkan koordinasi dengan negara-negara ASEAN, dan mempersiapkan skenario evakuasi WNI di kawasan terdampak jika situasi memburuk. Terutama soal arus pengungsi, bauran ideologi, dan faktor ekonomi,” tegasnya.
Sebagai negara terbesar di ASEAN dan pendiri utama organisasi itu, lanjut Amelia, Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk terus menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara.
“Ketegangan yang terjadi antara Thailand dan Kamboja saat ini harus menjadi perhatian serius, karena berpotensi mengganggu perdamaian regional dan mengancam kerja sama ASEAN yang selama ini dibangun atas dasar konsensus dan nonkonfrontasi,” paparnya.
(Yudis/*)