Sahroni Desak Polri Segera Usut Kasus Pemerkosaan Balita di Kalbar

Getting your Trinity Audio player ready...

JAKARTA (1 Agustus): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyoroti laporan dugaan pemerkosaan balita di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Ia menyayangkan laporan kasus tersebut jalan di tempat selama setahun.

“Ini kan jelek sekali. Masa polisi harus no viral no justice terus,” kata Sahroni, Kamis (31/7/2025).

Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR RI itu mengaku geram dengan kasus tersebut. Pasalnya, yang menjadi korban adalah seorang balita yang tak berdaya.

“Korbannya masih balita, ibu sedang jadi TKW di Malaysia, jadi terbayang korban ini masih belum mengerti apa-apa, dengan ibu yang jauh tapi harus menanggung beban fisik dan psikologis yang begitu berat,” ujar Sahroni.

Menurutnya, polisi seharusnya bergerak cepat menangani kasus tersebut. Apalagi, ibu korban sudah menyampaikan laporan lengkap dengan tersangkanya.

“Kalau sudah begini kondisinya, logikanya polisi harus cepat bergerak, apalagi ibunya bilang, korban sudah menyampaikan dengan jelas siapa saja pelakunya. Tapi ternyata menurut kesaksian ibu korban, sudah setahun sejak lapor polisi kasusnya tak ada kejelasan,” jelasnya.

Selain itu, Sahroni menegaskan bahwa negara harus hadir melindungi korban. Polisi didesak segera menangkap pelaku.

“Sampai ibunya membuat surat terbuka buat presiden, kita bisa bayangkan betapa sudah putus asanya dia mencari keadilan buat anaknya. Karenanya polisi harus segera bergerak,” ujar Sahroni.

Legislator dari Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu menyampaikan, penanganan kasus tidak hanya sekedar menangkap pelaku. Unit PPA Polda Kalbar didesak memberikan pendampingan maksimal dengan dukungan lembaga terkait.

“Unit PPA Polda Kalbar harus proaktif, beri perlindungan maksimal, serta dampingi proses pemulihan korban secara serius. Kalau perlu, gandeng lembaga perlindungan anak dan trauma healing profesional. Ini bukan sebatas penegakan hukum semata, tapi juga soal rasa kemanusiaan,” kata Sahroni.

Sebelumnya, viral di media sosial seorang anak perempuan berusia empat tahun di Pontianak diduga diperkosa oleh kerabatnya. Parahnya, anak tersebut tertular penyakit menular sifilis.

Ibu korban merupakan seorang pekerja migran Indonesia di Malaysia harus menitipkan anaknya di kerabatnya. Selama dititipkan, anak itu beberapa kali dijemput ke rumah orangtua angkat mantan suaminya.

Di sana, diduga korban dilecehkan. Setelah sebelumnya laporan sempat diduga mandek di Polresta Pontianak, kini kasus telah diambil alih oleh Polda Kalbar.

(metrotvnews/*)

Add Comment