Irsan Sosiawan Galang Optimisme Masyarakat melalui Gerakan Semangat Aceh Timur
Getting your Trinity Audio player ready...
|
LANGSA (3 Agustus): Anggota DPR RI Irsan Sosiawan Gading membawa semangat baru bagi warga Aceh Timur saat menggelar reses di Pantai Legeu, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Sabtu (2/8/2025).
Lebih 300 warga dari berbagai kecamatan di Aceh Timur berkumpul, tak hanya menawarkan panorama alam indah, tapi juga menjadi saksi hidup bagi gerakan sosial dan politik yang tumbuh di daerah tersebut.
Dengan tajuk Semangat Aceh Timur, kegiatan reses itu merupakan komitmen Irsan untuk hadir, mendengar, dan bekerja bersama rakyat.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting Aceh Timur, termasuk mantan panglima dan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Di antaranya Ayah Kobra (Eks Panglima), Gambit (Panglima), Raden (Eks Tripoli), Duaguk (Wakil Panglima), Apakur (mantan Panglima Daerah), Razi (mantan Panglima Operasi), Benu (mantan Wakil Panglima Operasi Daerah), dan beberapa anggota Komite Peralihan Aceh.
Kehadiran mereka bukan hanya simbolik, tetapi menjadi penegasan dukungan terhadap kiprah Irsan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat di tingkat pusat.
“Kami percaya bahwa Pak Irsan bukan hanya wakil rakyat di atas kertas, tapi sosok yang benar-benar hadir di tengah rakyat. Kami, para mantan pejuang, berdiri di belakang beliau. Semangat Aceh Timur adalah semangat kami semua,” ujar Ayah Kobra didampingi Martini, anggota Komisi V DPRA yang juga keluarga eks kobatan GAM.
Salah satu fokus utama dalam kegiatan itu adalah penyerapan aspirasi warga, khususnya terkait persoalan kelistrikan yang selama ini menjadi keluhan masyarakat di daerah tersebut.
Dalam sesi dialog terbuka, puluhan warga secara bergantian menyampaikan persoalan yang mereka hadapi, dari pemadaman listrik yang kerap terjadi tanpa pemberitahuan, tegangan rendah yang merusak peralatan rumah tangga, hingga pelayanan kelistrikan yang lambat dan tidak responsif.
“Sudah lama kami ajukan pemasangan. Tapi listrik sepanjang jalan ke arah pantai ini masih belum juga dipasang PLN. Apalagi dengan kondisi jalan yang cukup rusak, ini bisa membahayakan kami di malam hari, aktivitas jadi terganggu,” ungkap Gambit salah satu warga.
Irsan merespons dengan tegas dan lugas. Ia menyampaikan bahwa keluhan terkait PLN bukan hal baru, dan ia telah mengumpulkan berbagai laporan dari sejumlah titik di Aceh Timur. Menurutnya, persoalan listrik adalah bagian dari hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi negara.
“Saya tidak akan tinggal diam. Aspirasi ini akan saya bawa langsung ke Komisi XII dan PLN sebagai mitra Komisi XII. Kalau perlu kita panggil langsung pihak PLN ke Aceh Timur. Ini bukan sekadar layanan, ini soal keselamatan masyarakat,” tegas Irsan.
Warga juga menyampaikan aspirasi lain terkait Irigasi dan persoalan sampah yang direspons Irsan dan akan disampaikan pada komisi dan pihak-pihak terkait.
Dalam kegiatan itu, Irsan juga membagikan ratusan paket sembako berisi kebutuhan pokok rumah tangga sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama di tengah naiknya harga kebutuhan pokok. Namun, ia menegaskan bahwa kegiatan itu bukan sekadar bagi-bagi bantuan.
“Apa yang saya lakukan hari ini bukan janji. Ini bagian dari tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat. Saya ingin masyarakat tahu, bahwa saya selalu hadir dan memperhatikan apa yang terjadi di tengah masyarakat, terutama Dapil Aceh II,” ungkap Irsan.
Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak ragu menyampaikan kritik dan usulan. Menurutnya, kolaborasi antara masyarakat, tokoh lokal, dan pemerintah adalah kunci dalam membangun Aceh Timur yang lebih maju dan mandiri.
Kegiatan itu juga menjadi ruang konsolidasi dan silaturahmi berbagai elemen masyarakat seperti Wakapolres Aceh Timur, Camat Peureulak, Kapolsek Peureulak, Danramil Peureulak, Ketua Forum Geuchik Kecamatan Peureulak, dan beberapa Geuchik di Kecamatan Peureulak, pemuda, perempuan, hingga kelompok-kelompok masyarakat sipil.
Irsan berharap, Semangat Aceh Timur bisa menjadi gerakan kolektif yang berkelanjutan, bukan sekadar kegiatan saat masa reses.
“Kita punya sejarah panjang di daerah ini. Saatnya kita menulis bab baru. Bukan lagi dengan konflik, tapi dengan kerja nyata, solidaritas, dan keberpihakan pada rakyat kecil,” pungkasnya.
Dengan dukungan penuh dari para mantan pejuang GAM dan masyarakat, ia berharap Semangat Aceh Timur tidak hanya menjadi slogan, tapi sebuah gerakan politik yang hidup dan bergerak dari bawah, mengakar di masyarakat, dan menyasar perubahan yang konkret. (Diana/*)