Pengibaran Bendera One Piece Nodai Nilai Sejarah dan Perjuangan Bangsa
Getting your Trinity Audio player ready...
|
PADANG (6 Agustus): Anggota Komisi XIII DPR RI, M Shadiq Pasadigoe, mengatakan maraknya pengibaran bendera One Piece merupakan bentuk ekspresi politik dari sebagian kelompok muda. Namun, sangat disayangkan jika dipertentangkan dengan Bendera Merah Putih.
“Ini adalah ekspresi politik yang sayangnya salah alamat. Gugatan terhadap pemerintah jangan sampai mengurangi patriotisme atau rasa cinta Tanah Air,” ujar Shadiq dalam kegiatan reses bersama Gerakan Relawan Kebajikan Pancasila, di Kota Padang, Selasa (5/8/2025).
Ia menilai bahwa ekspresi semacam itu sering muncul dari kalangan muda yang penuh energi, idealisme, dan keberanian menggugat ketidakadilan. Namun, menurut Shadiq, semangat tersebut harus dibarengi dengan nalar, arah, dan tanggung jawab kebangsaan yang kuat.
“Ekspresinya jadi sporadis, meskipun genuine dan unik. Tapi kita tidak bisa membiarkan ekspresi itu melemahkan semangat nasionalisme dan mengaburkan makna kemerdekaan,” tegasnya.
Shadiq menegaskan bahwa Bendera Merah Putih adalah simbol resmi dan sah negara Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Penggunaan simbol lain sebagai pengganti bendera negara tidak hanya menyalahi aturan, tetapi juga menodai nilai sejarah dan perjuangan bangsa.
“Kalau mau menggugat kebijakan pemerintah, salurkan lewat kanal yang sah. Tapi jangan pernah mengganti Merah Putih dengan simbol fiktif. Ini bukan hanya pelanggaran etika, tapi juga bentuk pelupaan sejarah,” tegasnya.
Legislator Partai NasDem itu berpesan dan berharap agar generasi muda Indonesia ke depan tetap kritis namun tetap mengedepankan rasa nasionalisme.
“Saya percaya anak muda Indonesia itu cerdas, kritis, dan penuh semangat. Tapi mari kita arahkan energi itu untuk membangun bangsa, bukan membingungkan dengan simbol-simbol yang tidak mencerminkan identitas kita,” ujarnya.
Ia mengajak kaum muda untuk menjadi pelopor gerakan cinta Tanah Air, menjaga nilai Pancasila, serta tetap kritis namun elegan dalam menyampaikan aspirasi.
“Mari kita jaga kemerdekaan ini dengan Merah Putih di dada, bukan Jolly Roger di kepala,” tutup Shadiq. (Yudis/*)