PR Besar NasDem Pasca Rakernas Makassar

Getting your Trinity Audio player ready...

Oleh Mohsen Hasan Alhinduan

(Anggota Dewan Pakar DPP Partai NasDem)

 

CLOSING Ceremony Rakernas 10 Agustus 2025 di Claro Hotel yang menampung hampir 4.000 kader NasDem diiringi laporan hasil komisi-komisi dan hiburan tarian daerah Sulawesi Selatan dan pidato penutupan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, sarat mengandung motivasi dan politis.

Ada pernyataan menarik yang penulis petik pada bagian akhir pidato Surya Paloh, “Kalau mau maju, maju terus, jangan melangkah ke belakang.”

Rakernas I Partai NasDem yang berlangsung 8–10 Agustus 2025, bukan sekadar ajang seremonial atau pertemuan akbar, melainkan juga ruang uji komitmen, tempat bagi seluruh kader mengukur seberapa jauh langkah partai ini agar benar-benar “maju” seperti jargon yang kerap diusung.

Pepatah lama mengingatkan, “Kalau mau maju, maju terus, jangan melangkah ke belakang.” Di tengah pusaran politik yang dinamis, pesan ini menjadi relevan, bahkan mendesak untuk direalisasikan.

Kader NasDem, terutama yang baru saja kembali dari Makassar dengan semangat yang masih segar, perlu menyadari bahwa “maju” bukan berarti mengikuti arus kekuasaan tanpa visi.
Maju adalah melangkah dengan konsistensi memegang teguh cita-cita restorasi Indonesia, meski di hadapan ada gelombang besar yang menguji keteguhan.

Jangan Tergoda Politik Masa lalu

Sejarah politik Indonesia penuh dengan partai yang awalnya progresif, namun kehilangan arah ketika dihadapkan pada kompromi kekuasaan.

Di sinilah pentingnya NasDem membuktikan bahwa dirinya berbeda: tidak tergoda nostalgia politik masa lalu, tidak meniru pola lama yang justru menahan laju bangsa.

Pasca Rakernas Makassar, pekerjaan rumah NasDem jelas: mengonsolidasikan kekuatan di akar rumput, menajamkan agenda politik yang pro-rakyat, dan menunjukkan bahwa setiap kebijakan yang diadvokasi lahir dari keberpihakan pada publik, bukan sekadar kalkulasi elektoral.

Jika NasDem ingin dikenang bukan hanya sebagai partai yang pandai berorasi, tetapi juga mampu menggerakkan perubahan nyata, maka setiap kader harus memaknai pepatah tadi bukan sebagai slogan, melainkan prinsip hidup politik: maju ke depan, tanpa menoleh ke belakang kecuali untuk belajar, bukan untuk kembali.

Saya ingat pepatah mantan presiden Mesir Jamal Abdul Naser di saat memberikan motivasi di hadapan masyarakat Mesir pada saat itu: “Ketahuilah roda perjalanan hidup ini maju menuju ke depan bukan ke belakang.”

“Know that the wheel of life moves forward, not forward to the back.”

“Innal ajalata tatagaddamu ilal amaam laa tataakhakharu ilal waraa.”

Benar apa yang telah disampaikan oleh Surya Paloh pada malam penutupan rakernas, itu menjadi catatan penting bagi setiap kader Partai NasDem. Ini pekerjaan rumah (PR) besar Partai NasDem. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita. Aamiin.

(WH/GN)

Add Comment