Kelangkaan Minyak Goreng Menjadi Pelajaran Penting bagi Indonesia
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (15 Agustus): Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025 menyinggung bahwa negara Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, sangat disayangkan Indonesia seringkali mengalami kelangkaan minyak goreng yang merupakan salah satu produk turunan kelapa sawit.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Asep Wahyuwijaya, turut merespons pernyataan Presiden tersebut. Menurutnya, keresahan Presiden memang sangat berdasar dan dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
“Ini memang satu pelajaran penting, kalau tidak harus kita anggap sebagai kebodohan. Kita menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Tapi kemudian salah satu turunan produknya, minyak goreng, kita malah pernah ada kelangkaan,” kata Asep seusai Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Legislator dari Dapil Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu berharap ke depan ada tata kelola yang lebih baik terhadap komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat, termasuk minyak goreng.
“Saya kira dengan pengalaman kemarin mudah-mudahan ada tata kelola, manajemen, distribusi, pabrikasi, dari hulu ke hilirnya, kita mampu memiliki penanganan yang komprehensif,” tandasnya.
Selain itu, Ia mendorong pemerintah mempertegas peraturan Domestic Market Obligation (DMO) yang harus dipenuhi perusahaan produsen minyak goreng. DMO merupakan batas wajib pasok yang mengharuskan produsen minyak sawit untuk memenuhi stok dalam negeri sesuai ketentuan.
“Seperti DMO, berapa yang harus penjual wajib bagi negara, yaitu untuk kemakmuran rakyat. Itu harus maksimal agar kondisi serupa (kelangkaan) tidak terjadi dikemudian hari. Karena itu sangat konyol saya kira,” tukas Asep. (Yudis/*)