Kiprah Mayjen TNI (Purn) IGK Manila, Menyiapkan Kader Bangsa
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (18 Agustus): Mayor Jenderal TNI (Purn) I Gusti Kompyang Manila atau akrab disapa IGK Manila merupakan sosok prajurit, negarawan, sekaligus pendidik kader politik yang dikenal luas karena keteguhan prinsipnya.
IGK Manila lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942. Dia tercatat sebagai salah satu dari 15 perwira remaja pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1964 dengan pangkat letnan dua mengemban posisi komandan pleton dan meniti karier hingga berpangkat Mayor Jenderal.
Dalam perjalanan militernya, IGK Manila pernah dipercaya memimpin berbagai satuan penting, termasuk di bidang kepolisian militer.
Ia pernah menjadi ajudan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, serta terlibat dalam berbagai operasi penting, termasuk operasi penanganan gajah liar di kawasan Sumatera Selatan.
Opa Manila- begitu dia biasa disapa, punya gaya kepemimpinan yang disiplin, keras, namun mengutamakan loyalitas dan keberanian.
Selepas dari dinas militer, kiprahnya tidak berhenti. Ia terjun di bidang olahraga dan pernah menorehkan sejarah bersama Tim Nasional Sepak Bola Indonesia meski hampir tidak jadi diberangkatkan ke SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Saat dipercaya memimpin persiapan tim untuk ajang SEA Games itu, ia mampu membuktikan diri dengan membawa Indonesia meraih juara sepak bola, keluar dari paceklik gelar. Pendekatannya menekankan peningkatan fisik, disiplin, serta penguatan mental pemain.
Tak hanya sepak bola, IGK Manila juga dikenal sebagai Bapak Wushu Indonesia. Di tangannya, olahraga wushu tumbuh pesat dan memberi sumbangsih besar bagi prestasi olahraga nasional.
Belum lagi sejarah emas 33 tahun silam, tatkala Alan Budikusuma dan Susy Susanti meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 juga tak lepas dari peran IGK Manila.
Kiprahnya berlanjut di ranah politik bersama Partai NasDem. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mempercayakannya menjadi Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, satu-satunya akademi politik di Indonesia yang dimiliki partai politik.
Di bawah kepemimpinannya, ABN NasDem berkembang dengan kurikulum dan silabus khusus yang menyiapkan kader-kader muda NasDem sekaligus sebagai kader bangsa.
Ia menekankan bahwa kader harus cerdas, militan, loyal, serta tahan terhadap hoaks. Konsep kepemimpinannya dikenal dengan prinsip ‘Tiga S’ yakni: Smile, Style, and Safety – ramah kepada siapa pun, menjaga kerapihan dan wibawa, serta berhati-hati dalam ucapan.
Bagi IGK Manila, seorang pemimpin harus berjiwa ksatria: jujur, berani mengoreksi diri, bijaksana, dan selalu menjadi teladan. Nilai itu terus ia tanamkan hingga akhir hayatnya.
Opa Manila mengembuskan napas terakhir pada Senin, 18 Agustus 2025 pukul 08.59 WIB di Rumah Sakit Bunda Menteng, Jakarta Pusat. Dia meninggal pada usia 83 tahun.
Kisah lengkap mendiang IGK Manila dapat disimak di Cerita Politisi bersama Media Center DPP NasDem melalui tautan berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=_HqM-ZthrXA.
(WH/KL).