Perpustakaan Harus Jadi Investasi untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan Nasional
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (27 Agustus): Perpustakaan menjadi jantung untuk mengintegrasikan aktivitas literasi di sekolah dengan kurikulum dan pembelajaran. Namun disayangkan, saat ini perpustakaan belum menjadi bagian penting untuk mendukung mutu pendidikan karena banyak yang kondisinya kurang layak.
“Mirisnya masih banyak perpustakaan di daerah yang sudah tidak layak, padahal perpustakaan merupakan gudang ilmu di tempat masing-masing,” kata anggota Komisi X DPR RI, Ratih Megasari Singkarru, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR dengan Kepala Perpusnas, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Menurut Ratih, perpustakaan mempunyai peran untuk meningkatkan literasi membaca siswa Indonesia yang dinilai masih rendah. Karena itu, keberadaan perpustakaan tidak boleh lagi sekadar ada dan dikelola seadanya.
Perpustakaan harus menjadi investasi penting untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dalam mendukung budaya literasi masyarakat.
Oleh karena itu, Ratih mendorong Perpusnas berkolaborasi dengan Perpusda guna menyesuaikan kebutuhan zaman. Ia mengusulkan sejumlah pembaruan, mulai dari penyediaan co-working space, modernisasi layanan, hingga pembaruan koleksi buku.
“Dulu pelajar dan mahasiswa menjadikan perpustakaan sebagai tempat nongkrong, sebaliknya sekarang mereka tidak tertarik lagi karena kurangnya fasilitas dan modernisasi layanan,” tuturnya.
Lebih lanjut, legislator NasDem itu menyoroti anggaran Perpusnas yang mengalami efisiensi pada tahun 2025 menjadi sebesar Rp441,8 miliar dari total anggaran sebesar Rp 721,68 miliar. Menurutnya, hal itu berdampak dalam pelaksanaan kegiatan perpustakaan di daerah.
“Anggaran yang ada sangat kurang, namun sebaiknya Perpusnas memaksimalkan anggaran yang ada dengan peningkatan literasi membaca dengan cara perbarui buku-buku yang memang sudah usang dengan mengikuti perkembangan zaman,”imbuhnya. (dpr.go.id/*)