Rudi Hartono Pertanyakan Investasi Jumbo pada Anak Usaha Pertamina
JAKARTA (11 September): Anggota Komisi VI DPR RI, Rudi Hartono Bangun, mempertanyakan nilai jumbo investasi pada anak perusahaan Pertamina, yakni Pertamina EP (eksplorasi dan produksi). Besarnya nilai investasi pada Pertamina EP tidak sebanding dengan laba bersih Pertamina.
“Satu tahun (nilai investasi) Rp74 triliun di anak usaha EP, hanya satu, belum anak usaha yang lain. Sementara Pertamina hanya memperoleh laba bersih Rp49 triliun. Ini yang kurang masuk dipemikiran saya,” kata Rudi dalam RDP Komisi VI DPR dengan Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
PT Pertamina EP merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang fokus mencari sumur baru, eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di dalam negeri. Pada 2024 nilai investasi untuk Pertamina EP sebesar Rp74 triliun. Sementara laba bersih Pertamina (Persero) pada 2024 sebesar Rp49,5 triliun.
Rudi mengingatkan biaya investasi yang digunakan Pertamina EP sangatlah besar, terlebih jika investasi tersebut akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
“Saya ingin mengingatkan atas nama wakil rakyat dari dapil saya Sumut. Jika lima tahun ini rutin digelontorkan biaya investasi Rp74 triliun, lima tahun saja angkanya sudah Rp360 triliun ke atas. Itu untuk biaya investasi, cari sumur baru, pengeboran dan lain-lainnya,” tandasnya.
Ia mempertanyakan apakah ada hasil yang signifikan dari nilai investasi jumbo tersebut. Terutama penemuan dan eksplorasi sumur baru untuk menambah lifting minyak nasional.
“Kalau selama ini ada enam ratusan ribu lifting minyak dalam negeri, harusnya dengan adanya investasi senilai miliaran dolar ini, ada tambahan. Kalau ini tidak ada, artinya investasi ini tidak berhasil, tidak ada hasilnya,” tandasnya.
Lebih lanjut Legislator NasDem itu meminta jajaran direksi Pertamina untuk menimbang ulang investasi di Pertamina EP agar dapat lebih bermanfaat untuk produksi minyak dalam negeri.
“Dalam hal investasi ini saya ingin minta kejelasan Pak Simon atau siapa yang membidangi, secara tertulis. Apa feedback-nya, apakah ini harus terus berjalan investasi yang bernilai Rp360-an triliun dalam lima tahun ini?” tegas Rudi. (Yudis/*)