Pembukaan Rute Penerbangan Garuda tidak boleh Berorientasi Jangka Pendek
JAKARTA (23 September): Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, meminta Garuda Indonesia memberikan penjelasan terbuka terkait rencana investasi pesawat baru serta strategi pembukaan rute penerbangan.
Menurutnya, langkah tersebut penting untuk mendukung pariwisata sekaligus menjaga ekosistem ekonomi yang bergantung pada transportasi udara.
“Plotting penerbangan ini penting, apakah fokus ke luar negeri atau dalam negeri. Dampaknya besar bagi ekosistem pariwisata,” ujar Subardi dalam RDP Komisi VI dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura Indonesia, dan PT Integrasi Aviasi Solusi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Subardi menekankan bahwa pembukaan rute tidak boleh semata berorientasi pada keuntungan jangka pendek, melainkan harus mempertimbangkan multiplier effect.
“Dengan adanya penerbangan, hotel, restoran, transportasi, dan tenaga kerja juga ikut bergerak. Itu yang harus dihitung,” katanya.
Selain soal investasi, Subardi juga menyoroti aset Garuda Indonesia di Yogyakarta. Ia menyinggung bangunan kantor Garuda di Jalan Malioboro yang terbengkalai setelah mengalami kebakaran. Menurutnya, aset tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan agar tidak menimbulkan kesan terbengkalai.
“Sekarang hanya didiamkan, rumput tumbuh, tikus yang ada. Kalau disewakan dengan harga wajar pasti laku. Kalau mau dibangun kantor juga harus jelas rencananya. Jangan dibiarkan kosong,” tegas legislator asal Dapil DIY itu.
Subardi menambahkan, pengelolaan aset dan strategi bisnis Garuda Indonesia perlu dikawal agar benar-benar sejalan dengan kepentingan publik.
“Garuda dulu besar, sekarang harus bisa bangkit. Tapi jangan sampai peluang bisnis dan aset yang ada justru terbengkalai,” pungkasnya. (dpr.go.id/*)