Sugeng Tekankan Pentingnya Ketersediaan Listrik yang Menunjang Energi Bersih

JEPARA (26 September): Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menegaskan pentingnya memastikan ketersediaan listrik yang andal sekaligus mendorong peralihan menuju energi bersih.

“Kenapa Tanjung Jati B? Ini termasuk karena totalnya ada 2,64 gigawatt. Cukup besar, kurang lebih 12% dari seluruh daya di Pulau Jawa. Pulau Jawa ini, Jamali (Jawa, Madura, Bali) kurang lebih 58 gigawatt,” kata Sugeng dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XII DPR ke PLTU Tanjung Jati, Jepara, Jawa Tengah, Rabu (24/9/2025).

Sugeng menjelaskan, keberadaan PLTU Tanjung Jati Jepara memegang peranan strategis bagi ketahanan energi nasional. Pembangkit ini memiliki kapasitas daya 2,64 gigawatt, yang menyumbang sekitar 12 % dari total kebutuhan listrik di Pulau Jawa.

Meski berbasis batubara, katanya, PLTU ini telah mengadopsi teknologi super critical yang memungkinkan proses pembakaran lebih sempurna. Dampaknya, emisi karbon yang dihasilkan lebih rendah dibanding standar yang dipersyaratkan.

Selain itu, PLTU Tanjung Jati B berulang kali meraih penghargaan PROPER Emas, tanda komitmen kuat dalam aspek lingkungan. Menurut Sugeng, capaian ini menjadikan PLTU tersebut sebagai salah satu role model bagi pembangkit energi berbasis batubara di Indonesia.

“Dengan juga menerapkan super critical. Jadi batubara itu dibakar dengan mendekati sempurna. Sehingga karbon yang meluncur itu rendah di bawah yang disyaratkan,” tandasnya.

Untuk mendorong pemanfaatan biomassa, Legislator Partai NasDem itu menekankan perlunya inovasi berkelanjutan dalam pengelolaan energi. Salah satunya adalah program co-firing biomassa yang ditargetkan dapat menyumbang 5 persen dari bauran energi nasional. Dari total kebutuhan hampir 150 juta ton, artinya sekitar 7,5 juta ton per tahun harus dipenuhi dari biomassa.

“Tetapi juga bagaimana co-firing dengan biomassa itu ada kepastian-kepastian. Supaya sebagai stock file untuk mensubstitusi sebagian batubara misalnya. Untuk menekan emisi itu ada kepastian pasokan,” ujarnya.

Sugeng menilai Jawa Tengah memiliki potensi besar sebagai penyedia pasokan biomassa, apalagi di kawasan industri Batang dan Kendal yang berkembang pesat. Ia juga menyinggung pentingnya keandalan pasokan listrik setelah menerima laporan adanya gangguan listrik berulang yang dialami salah satu industri di kawasan tersebut.

Lebih lanjut, menurutnya, Indonesia tetap konsisten menurunkan emisi meskipun cadangan energi fosil masih melimpah. Saat ini, Indonesia memiliki cadangan batubara sebesar 38 miliar metrik ton, cukup untuk 50 tahun ke depan. Namun, pemanfaatannya harus diimbangi dengan penerapan teknologi ramah lingkungan seperti ultra critical dan carbon capture and storage.

“Maka dari itu bagi Indonesia yang kebetulan juga punya fosil cukup banyak, itu menjadi modalitas kita dalam penyediaan energi. Tapi di sisi lain kita juga komitmen bagaimana menekan emisi. Maka PLTU-PLTU terus kita cek termasuk Tanjung Jati,” tegas Sugeng.

DPR melalui Komisi XII akan terus mengawasi agar transisi energi berjalan seimbang: menjaga ketahanan listrik nasional sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim. (dpr.go.id/*)

Add Comment