Kasus TBC Peringkat Dua di Dunia, Alarm Keras bagi Indonesia
JAKARTA (29 September): Indonesia adalah negara dengan kasus TBC (Tuberkulosis) tertinggi kedua di dunia setelah India. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari satu juta kasus TBC di Tanah Air dengan 125 ribu kematian per tahun.
“Indonesia ini ranking dua kasus TBC di seluruh dunia. Ini hal yang kurang baik, 125 ribu kematian tiap tahun. Ini alarm keras buat kita, bagaimana gotong-royong untuk semakin meminimalisir kasus TBC,” kata Nurhadi dalam Rapat Panja Komisi IX DPR yang membahas Sistem Manajemen Data Terpadu untuk Monitoring Eliminasi TBC, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Meski mengapresiasi sinkronisiasi data yang telah berjalan, Nurhadi memperingatkan terkait eksekusi di lapangan yang belum terelaborasi dengan baik.
“Alhamdulillah ada peningkatan capaian notifikasi kasus 374 ribu menjadi 595 ribu dalam kurun waktu dua bulan terakhir, tapi faktanya baru mencapai 54% dari target,” tandasnya.
Menurut legislator Partai NasDem itu, belum adanya pemberitahuan dan penanganan yang optimal pada penderita TBC sangatlah berbahaya.
“Berarti ada sekitar hampir separuh penderita yang didiagnosis TBC, masih beraktivitas tanpa terdeteksi. Ini bahaya karena bisa menularkan, karena belum mendapatkan pengobatan secara intensif,” tandasnya.
Ia pun menyoroti adanya Rapat Koordinasi pusat dan daerah (Rakorpusda), pembentukan Rencana Aksi Daerah (RAD), dan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) yang dinilai belum sesuai dengan Perpres No.67/2021 tentang Penanggulangan TBC.
“Di sini kita lihat ada masalah serius kaitannya dengan komitmen kepala daerah, dan ini juga dipengaruhi juga dengan mutasi pejabat pemegang program, yang akhirnya pencegahan sekaligus mengeliminasi kasus TBC ini tidak bisa berjalan berkesinambungan,” ungkap Nurhadi. (Yudis/*)