Ketegasan, Kelapangan, dan Esensi Berpartai

Oleh: Mohsen Hasan Alhinduan

(Anggota Dewan Pakar Partai NasDem)

KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, kembali menegaskan komitmen partainya terhadap misi besar perubahan. Pesan beliau sederhana namun tegas: “Kader yang masih ragu, silakan memilih. NasDem hanya butuh mereka yang teguh dalam misi perubahan.”

Namun, di balik pernyataan itu, tersimpan makna lebih dalam tentang tujuan berpartai. Bagi Paloh, politik bukan sekadar kendaraan untuk mengejar jabatan.
Politik adalah sarana perjuangan, wadah untuk menghadirkan perubahan nyata bagi bangsa dan rakyat. Jabatan hanyalah konsekuensi, bukan tujuan utama.

Sikap Paloh ini menjadi pengingat bahwa partai politik seharusnya berdiri di atas idealisme, bukan sekadar hitungan kursi.
NasDem ingin menegaskan identitasnya sebagai partai yang berkomitmen pada gagasan perubahan, bukan sekadar menjadi tempat berkumpulnya politisi pragmatis.

Menariknya, meski menuntut ketegasan, Paloh tetap membuka ruang bagi kader yang ingin pindah partai. Tidak ada penghakiman, justru ada penghormatan.
Baginya, lebih baik partai berdiri dengan sedikit orang yang yakin, daripada ramai dengan mereka yang hanya mengejar kepentingan pribadi.

Analisis strategis pernyataan Surya Paloh: Politik bukan sekadar jabatan, tujuan utama untuk meneguhkan kembali identitas NasDem sebagai partai gerakan perubahan, bukan sekadar mesin perebut kekuasaan.

Ia mengingatkan kader bahwa esensi berpartai adalah pengabdian, sementara jabatan hanyalah sarana untuk menjalankan misi, bukan tujuan itu sendiri.

Konsolidasi internal jelang momentum strategis agar barisan tidak diisi oleh kader pragmatis semata.

Pesan untuk kader, kesetiaan bukan untuk kursi, tetapi untuk gagasan besar perubahan. Berpartai adalah jalan perjuangan, bukan sekadar jalan pintas menuju jabatan.

Yang ragu atau masih menimbang kepentingan pribadi dipersilakan memilih jalannya.

Pesan untuk publik dan rival politik, NasDem tampil sebagai partai dengan jati diri perjuangan, bukan sekadar partai oportunis. Publik diyakinkan bahwa NasDem berkomitmen pada ide dan gagasan, bukan sekadar mengejar posisi kekuasaan.

Rival memahami bahwa NasDem tidak rapuh oleh migrasi kader, karena soliditas partai ditentukan oleh keyakinan, bukan jumlah.

Risiko dan peluang, eksodus kader bisa dipolitisasi sebagai kelemahan. Namun di balik itu NasDem justru tampil sebagai partai berprinsip, dengan fondasi gagasan yang kuat dan idealis.

Pernyataan Surya Paloh adalah strategi konsolidasi yang menekankan nilai fundamental: politik sebagai jalan pengabdian dan perubahan, bukan sekadar perebutan jabatan.

Dengan ketegasan ini, NasDem memperkuat identitasnya sebagai partai yang ingin melahirkan kader berkarakter, bukan sekadar politisi pencari posisi.

(WH/GN)

Add Comment