Rajiv Apresiasi Inovasi Olahan Eceng Gondok Jadi Pupuk Organik
JAKARTA (1 Oktober): Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, mengapresiasi Direktorat Polairud Polda Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Universitas Sriwijaya yang berhasil mengolah eceng gondok menjadi pupuk organik. Bukan sekadar inovasi, langkah tersebut adalah solusi ramah lingkungan yang bisa menjadi alternatif murah bagi petani di seluruh Indonesia.
“Saya mengapresiasi inovasi pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk organik yang dilakukan Ditpolairud Polda Sumsel, dengan menggandeng Universitas Sriwijaya dalam menguji temuan tersebut,” ujar Rajiv di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Rajiv mengatakan, penggunaan pupuk kimia untuk satu hektare tanaman jagung dapat mencapai Rp5,9 juta. Dengan pupuk organik berbahan eceng gondok, petani berpotensi menghemat hingga 86% atau sekitar Rp5,127 juta per hektare.
Selain pupuk padat, eceng gondok juga diolah menjadi pupuk amino cair berbahan batang dan daun. Biaya produksinya hanya sekitar Rp300 per liter atau Rp648 ribu untuk kebutuhan satu hektare lahan selama tiga bulan.
Menurut Rajiv, inovasi itu membuktikan gulma air yang selama ini dianggap masalah justru memiliki kandungan hara bermanfaat bagi tanaman seperti jagung, cabai, dan padi.
“Dengan pendekatan ini, eceng gondok bukan lagi masalah, tapi potensi. Ini bisa direplikasi secara nasional, karena inovasi luar biasa dan langkah konkret untuk mendukung pertanian ramah lingkungan,” jelasnya.
Rajiv juga mendorong Kementerian Pertanian serta Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendukung program berbasis inovasi lokal seperti yang dilakukan Polairud Sumsel. Komisi IV DPR siap mengawal agar program tersebut mendapat perhatian pemerintah pusat.
“Kami di Komisi IV DPR siap mengawal agar terobosan seperti ini mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Jangan sampai program sebaik ini hanya berhenti di Sumsel. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah di Indonesia,” tegasnya.
Legislator Partai NasDem itu menambahkan, persoalan ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab kementerian teknis, melainkan tugas lintas sektor. Karena itu, peran Polri juga penting dalam mendukung program strategis nasional melalui pendekatan non-tradisional.
“Polairud menunjukkan bahwa peran kepolisian bisa melampaui tugas pengamanan. Ini bentuk kontribusi langsung terhadap masa depan pertanian kita,” pungkas Rajiv. (dpr.go.id/*)