Dini Rahmania Minta Pemerintah Perketat Izin Pembangunan Gedung Pesantren
JAKARTA (7 Oktober): Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, meminta pemerintah memperketat pemberian izin pembangunan gedung di lingkungan pesantren. Hal itu menyusul robohnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
“Saya mendorong Kementerian Agama, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk tidak lagi mengesampingkan aspek teknis keselamatan,” kata Dini dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).
Menurut legislator Partai NasDem itu, tragedi yang menewaskan puluhan santri tersebut harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
“Perizinan lembaga pendidikan pesantren harus disertai syarat Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung,” imbuh Dini.
Lebih lanjut ia menilai pengawasan pembangunan sarana dan prasarana pesantren selama ini masih lemah dan sering kali tidak memenuhi standar keselamatan bangunan.
“Kita tidak boleh lagi membiarkan pesantren dibangun tanpa pengawasan struktural. Pondok bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tapi menjadi rumah kedua para santri. Tanggung jawab kita bersama untuk memastikan setiap pondok memiliki bangunan yang layak, aman, dan sesuai standar,” kata Dini.
Komisi VIII DPR akan mengawal upaya penguatan regulasi dan pengawasan tersebut dari parlemen. Dini menekankan, peristiwa serupa tidak boleh kembali terulang akibat kelalaian yang sebenarnya bisa dicegah.
“Kami akan mengawal hal ini dari parlemen. Tidak boleh ada lagi air mata tumpah karena kelalaian yang seharusnya bisa dicegah,” ujarnya.
Dini menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas dan relawan yang terlibat dalam proses evakuasi korban insiden Ponpes Al Khoziny.
“Saya juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim Basarnas, BNPB, BPBD, Tagana, tenaga medis, dan para relawan yang bekerja siang malam dalam misi penyelamatan dan evakuasi. Pengorbanan dan dedikasi mereka adalah bentuk nyata kasih sayang dan kemanusiaan yang tak ternilai,” tukasnya. (Yudis/*)