Lisda Dorong Penguatan Pendidikan Islam menuju Indonesia Emas 2045
PADANG ARO (17 Oktober): Anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni, menekankan pentingnya peran pendidikan Islam dalam membentuk generasi unggul dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan Islam bukan hanya soal ilmu agama, tapi juga membentuk kepribadian dan karakter generasi muda agar siap menghadapi tantangan zaman,” kata Lisda dalam kegiatan Ngopi–Ngobrol Pendidikan Islam, di Padang Aro, Solok Selatan, Sumatra Barat, Senin, (12/10/2025).
Kegiatan tersebut mengangkat tema ‘Apa yang Harus Dipersiapkan untuk Indonesia Emas 2045: Peran Pendidikan Islam dalam Membangun Generasi Berkarakter, Cerdas, dan Berdaya Saing’. Acara diikuti oleh para guru madrasah, pimpinan pesantren, organisasi keagamaan, akademisi, dan tokoh masyarakat.
Forum tersebut menjadi ruang dialog dan refleksi untuk memperkuat kontribusi pendidikan Islam dalam membangun manusia Indonesia yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing.
Lisda menjelaskan bahwa visi Indonesia Emas 2045 merupakan cita-cita besar bangsa untuk mewujudkan negara maju, berdaulat, adil, dan makmur.
Menurutnya, pendidikan menjadi fondasi utama dalam mencapai cita-cita tersebut, sementara pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai keimanan, keilmuan, dan integritas yang menjadi dasar karakter bangsa.
“Madrasah dan pesantren harus menjadi pusat pembinaan akhlak sekaligus penguasaan ilmu pengetahuan modern,” ujar Lisda.
Lisda juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi pendidikan Islam, seperti kesenjangan mutu antar lembaga, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kesejahteraan tenaga pendidik.
Selain itu, Lisda menekankan pentingnya transformasi digital agar lembaga pendidikan Islam tidak tertinggal dalam arus kemajuan teknologi dan inovasi pembelajaran.
Sebagai langkah strategis, Lisda mendorong penguatan karakter Rahmatan lil ‘Alamin, modernisasi madrasah dan pesantren, serta peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan.
Ia juga mengajak berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, ormas Islam, dan dunia usaha untuk bersinergi dalam memperkuat ekosistem pendidikan Islam.
Lisda menegaskan bahwa Komisi VIII DPR terus berkomitmen memperjuangkan kebijakan afirmatif dalam bidang pendidikan Islam melalui penganggaran di APBN, pembentukan regulasi yang adaptif, dan pengawasan terhadap program pemerintah agar lebih inklusif dan berkeadilan.
“Kami ingin memastikan setiap anak Indonesia, baik di kota maupun di pelosok, memiliki hak pendidikan yang sama,” tegasnya.
Kegiatan Ngopi–Ngobrol Pendidikan Islam di Solok Selatan berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta memberikan apresiasi atas perhatian Lisda terhadap pengembangan pendidikan Islam dan berharap kolaborasi antara pemerintah, DPR, dan lembaga pendidikan terus diperkuat demi mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045. (Yudis/*)