Dini Rahmania Terima Penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif
BANGIL (23 Oktober): Dikenal sebagai sosok muda yang berkomitmen memperjuangkan pendidikan Islam, anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Dini Rahmania, menerima penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 dari Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN).
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dalam memperjuangkan kesejahteraan guru madrasah, serta peningkatan mutu pendidikan Islam di Tanah Air.
“Saya merasa sangat senang dan tersanjung. Saya masih merasa sebagai anak baru di sini. Namun yang paling penting, saya berharap dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Dini, di Bangil, Pasuruan, Jatim, Selasa (21/10/2025).
Dini pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan di bidang pendidikan Islam. Fokus utamanya adalah memastikan tenaga pengajar di madrasah diniyah serta pesantren memperoleh hak dan kesejahteraan yang setara dengan guru di sekolah umum.
“Kami berharap guru madrasah mendapatkan hak yang setara dengan guru di sekolah umum. Karena mereka sama-sama berjuang mencerdaskan bangsa,” kata Dini.
Selama masa reses, Ning Dini aktif menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya Jatim II meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kota Pasuruan. Salah satu isu paling mendesak yang disampaikan masyarakat adalah ketimpangan kesejahteraan antara guru madrasah dan guru sekolah negeri.
“Banyak guru madrasah swasta hanya menerima insentif sekitar Rp250 ribu per bulan, bahkan ada yang di bawah itu. Ini sangat memprihatinkan dan tidak sebanding dengan dedikasi mereka,” urainya.
Dini juga menyoroti lambannya proses pengangkatan guru madrasah menjadi PNS atau PPPK di bawah naungan Kementerian Agama. Ia menekankan, kebijakan itu perlu segera dibenahi agar tidak menimbulkan ketimpangan baru di sektor pendidikan.
“Di sekolah umum, pengangkatan PPPK berjalan lancar. Tapi di madrasah swasta, prosesnya sering terhambat. Kami akan memperjuangkan agar ini menjadi perhatian serius pemerintah,” lanjutnya.
Ia menilai, madrasah dan lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam pembentukan karakter bangsa, namun sering kali luput dari perhatian negara. Ia menegaskan pentingnya penghargaan dan dukungan finansial yang adil bagi lembaga-lembaga pendidikan nonformal tersebut.
“Madrasah dibangun dengan semangat gotong royong dan keikhlasan. Negara harus hadir untuk memastikan guru-gurunya tidak hanya dihormati secara moral, tetapi juga dihargai secara ekonomi,” ucapnya.
Melalui penghargaan yang diterimanya, Dini berharap semangat dan perjuangannya dapat menginspirasi generasi muda Nahdliyin untuk terus memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan.
“Saya ingin penghargaan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Guru madrasah, santri, dan lembaga pendidikan Islam harus diperjuangkan agar setara dan sejahtera,” pungkas Dini. (Yudis/*)