Lestari Moerdijat Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Statistik demi Kemajuan Daerah
KUDUS (28 Oktober): Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong anak muda dan masyarakat untuk meningkatkan literasi statistik agar mampu mempelajari sekaligus memaknai data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai instrumen dalam membenahi pembangunan daerah.
“Sosialisasi pada hari ini adalah awal untuk persiapan dimulainya Sensus Nasional 2026. Sensus ini merupakan kegiatan statistik dasar yang dilaksanakan setiap dekade, dan sensus 2026 nanti akan menjadi sebuah instrumen yang sangat strategis dalam menyusun kebijakan umum nasional dan daerah,” ujar Lestari dalam Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat di Hotel Gripta, Kudus, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025).
Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu mengungkapkan, dalam kurun waktu tertentu terjadi perubahan yang signifikan di daerah. Seperti lanskap politik, ekonomi, sosial, hingga alam.
Maka, sensus nasional menjadi instrumen untuk memotret kondisi tersebut dan dapat menjadi pertimbangan pemerintah pusat dan daerah dalam mengambil kebijakan yang relevan dengan kondisi objektif daerah.
“Kita melihat di dua dekade ini bahwa lanskap ekonomi, lanskap politik, bahkan lanskap alam sendiri, begitu banyak faktor menjadikan kita berada pada situasi yang berhadapan dengan berbagai macam tantangan,” ungkap Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat.
Menurutnya, terjadi perubahan pola kehidupan masyarakat dan alam yang berdampak pada mata pencaharian masyarakat. Di Demak, semula masyarakat berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak. Namun, karena terjadi perubahan maka perlu langkah strategis yang sesuai dengan kondisi kekinian yang dialami masyarakat.
“Nah inilah gunanya sensus sehingga kita bisa memotret 10 tahun lalu, barangkali tercatat wilayah itu wilayahnya para nelayan. Pada 2026 masih ada tidak nelayan tersebut? Belum lagi dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan membuka seluas-luasnya pemindahan pusat industri, maka banyak daerah yang beralih fungsi menjadi pabrik, dan jumlah petani menjadi berkurang. Mereka lebih suka bekerja di pabrik yang menurut mereka memiliki kepastian,” jelasnya.
Untuk itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai, perlu peningkatan literasi bagi masyarakat dalam melihat dan mempelajari data BPS agar dapat turut serta berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Saya kira temuan-temuan ini kita bandingkan apa yang kita miliki 10 tahun lalu dengan sekarang. Bagi mahasiswa, ini menarik untuk dilihat dan dipelajari. Dengan memahami data, dan kemudian memaknai data, kita bisa memiliki kemampuan, bukan sekadar menganalisa tapi juga bisa memberikan masukan-masukaan penting,” pungkasnya (Safa/*)