Yoyok Dorong Pelaku Ekraf Maksimalkan Pemasaran Melalui Medsos

BATANG (30 Oktober): Anggota Komisi VII DPR RI, Yoyok Riyo Sudibyo, mendorong para pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) di Batang, Jawa Tengah, memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi untuk memasarkan produk.

“Selain pengembangan desain, teman-teman ekraf juga perlu memaksimalkan teknologi, seperti media sosial, agar pemasaran produk bisa maksimal,” kata Yoyok dalam Workshop Pengembangan Desain Fesyen, di Batang, Jateng, Rabu (29/10/2025).

Workshop yang diikuti para pegiat usaha ekraf Batang itu merupakan kerja sama Yoyok dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf). Para pelaku ekonomi kreatif juga mendapat pelatihan pemasaran secara digital, mengingat mayoritas kurang cakap dalam pemanfaatan teknologi informasi di dunia bisnis.

Yoyok berupaya menjembatani keinginan para pelaku ekraf agar mendapat pelatihan terkait pengembangan produk, hingga pemasaran. Ia pun berinisiatif menyambungkannya dengan Kemenekraf.

Legislator Partai NasDem itu mengupayakan agar para pelaku ekraf Batang berkesempatan mendapat pelatihan, mengingat banyak di antara mereka yang belum fasih dalam menggunakan media sosial untuk menunjang pemasaran produknya.

“Ternyata baru 16 calon peserta yang mendaftar, jadi masih banyak kesempatan buat warga Batang lain ikut pelatihan. Jadi tolong berikan saya waktu tiga hari, untuk berkoordinasi dengan Pemda, mencari mereka yang ingin berlatih marketing digital hingga genap 50 peserta,” kata Yoyok.

Sekretaris Disparpora Batang, Sri Sugeng Priyanto, mengatakan pihaknya mengakomodasi rencana program pelatihan pemasaran digital bersinergi dengan Pemprov Jateng.

“Kami sudah membuka kesempatan, tapi sedikit mengalami kesulitan karena kurangnya pendaftar, sementara pelatihan akan dimulai 10 November di Balai Latihan Kerja Jateng,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pelaku ekraf, Ami mendukung pelatihan pemasaran digital, karena bisa membantu mempercepat pemasaran produk ke konsumen. Ia mengaku sedikit kerepotan ketika harus menggunakan media sosial untuk memasarkan produknya, karena keterbatasannya dalam pengetahuan di bidang teknologi informasi.

“Selama ini dalam memasarkan produk, menerapkan metode kolaboratif, yakni menggunakan media sosial dan metode pemasaran langsung atau konvensional. Alhamdulillah kalau bisa ikut, tapi karena harus berusia di bawah 40 tahun, nanti yang ikut anak saya, biar bisa bantu pemasaran produk kuliner dan tas rajut saya,” terangnya. (Yudis/*)

Add Comment