Penguatan Pengawasan Partisipatif untuk Tingkatkan Kualitas Pemilu
TANJUNG (31 Oktober): Anggota Komisi II DPR RI, Fauzan Khalid, mengingatkan tentang peran penting Bawaslu dalam memastikan pemilu yang jujur, adil, dan transparan. Ia mengakui, tantangan pengawasan pemilu masih sangat besar, terutama terkait praktik kecurangan dan pelanggaran yang merusak integritas pemilu.
“Sosialisasi dan penguatan pengawasan partisipatif menjadi langkah strategis yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemilu,” kata Fauzan dalam sosialisasi dan penguatan pengawasan partisipatif dalam penyelenggaraan pemilu, bersama Bawaslu di Medana, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (30/10/2025).
Fauzan mengungkapkan, berdasarkan data dari Bawaslu, terdapat 1.271 laporan dan 650 temuan pelanggaran yang diterima Bawaslu selama tahapan Pemilu 2024. Jenis pelanggaran yang ditemukan, di antaranya pelanggaran administrasi dan pidana pemilu.
Menurut Fauzan, temuan itu menunjukkan bahwa meskipun ada upaya pengawasan, masih ada celah yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan.
“Karena itu, pengawasan partisipatif yang melibatkan masyarakat menjadi penting agar tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya integritas pemilu,” ujarnya.
Fauzan menyatakan, sosialisasi peran dan fungsi Bawaslu, serta pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu perlu dilakukan intensif.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, masyarakat diharapkan akan lebih memahami hak dan kewajiban mereka dalam proses pemilu, serta bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam pengawasan.
Penguatan pengawasan partisipatif juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan media.
Bupati Lombok Barat (2016-2024) itu menyarankan, kerja sama antara Bawaslu dan berbagai stakeholder agar menciptakan ekosistem pengawasan yang lebih baik.
“Penting sekali menciptakan saluran komunikasi yang efektif antara Bawaslu dan masyarakat agar informasi mengenai pelanggaran pemilu dapat disampaikan dengan cepat dan akurat,” ujarnya.
Fauzan menjelaskan, sosialisasi dan penguatan pengawasan partisipatif merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu. Pelibatan masyarakat dalam proses pengawasan, diharapkan dapat menciptakan pemilu yang lebih transparan, akuntabel, dan punya legitimasi.
“Tantangan yang ada, harus dihadapi dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik antara Bawaslu, pemerintah, dan Masyarakat,” tegasnya.
Kegiatan sosialisasi dan penguatan pengawasan partisipatif dalam pengawasan penyelenggaraan pemilu bersama Bawaslu yang berlangsung sehari ini diikuti ratusan peserta dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, dan dari unsur pemuda. Acara diikuti antusias oleh para peserta, dan kegiatan berlangsung aman dan lancar. (Yudis/*)
 
			 
					 
                                 
                                