NasDem Ekplorasi Ginkgo Village, Laboratorium Revitalisasi Desa di Tiongkok
GUDONG TOWN YUNNAN (16 November): Tiongkok membuktikan bahwa masa depan pembangunan sebuah bangsa bisa dimulai dari desa. Transformasi luar biasa itu terlihat nyata di Ginkgo Village, desa yang kini menjadi simbol revitalisasi perdesaan paling progresif di Asia.
Di sinilah Delegasi Partai NasDem menempatkan salah satu agenda terpentingnya, yaitu mempelajari langsung bagaimana Tiongkok mengubah desa menjadi pusat ekonomi, budaya, dan kesejahteraan masyarakat.
Kunjungan ini tidak sekadar tur lapangan, melainkan studi mendalam terhadap implementasi Rural Revitalization Strategy, kebijakan nasional yang telah mengubah ribuan desa tertinggal menjadi kawasan inovatif berbasis ekonomi komunitas, agribisnis modern, pariwisata budaya, dan UMKM berdaya saing. Di Ginkgo Village, transformasi itu terlihat terintegrasi, bahwa desa tetap menjaga akar tradisi sambil bergerak cepat ke arah modernisasi dan digitalisasi.
Ketua Delegasi, Rio Okto Mendrino Waas, menilai Ginkgo Village sebagai contoh konkret bagaimana desa dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
“Ginkgo Village membuktikan bahwa revitalisasi desa bukan proyek pembangunan biasa. Ini adalah rekayasa sosial yang menyatukan nilai, komunitas, inovasi, dan keberanian berpikir jangka panjang. Indonesia memiliki kekuatan desa yang luar biasa, dan model seperti ini bisa menjadi referensi strategis untuk pemerataan pembangunan di tanah air,” ujar Rio.
Melalui dialog dengan pejabat lokal, delegasi NasDem melihat bagaimana kolaborasi pemerintah, komunitas desa, dan UMKM menjadi mesin utama kemajuan Ginkgo Village. Modernisasi tidak menghapus tradisi namun sebaliknya tradisi menjadi daya tarik ekonomi desa dan identitas sosial masyarakatnya.
Damianus Bilo, Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem, menyoroti bagaimana desa ini mampu menjaga keseimbangan antara nilai budaya dan inovasi.
“Yang mengesankan dari Ginkgo Village adalah keberhasilannya menjaga identitas budaya sambil membuka ruang bagi modernisasi. Indonesia memiliki modal budaya jauh lebih kaya dan jika dikelola dengan visi seperti ini, desa-desa di Indonesia bisa menjadi pusat kreativitas, ekonomi hijau, dan pemberdayaan manusia,” jelas Damianus.
Anggota Delegasi yang juga Anggota DPRD Kota Cirebon, Laurentia Mellynda, melihat bahwa model revitalisasi Ginkgo Village sangat relevan untuk diaplikasikan di dapilnya di desa/kelurahan di Kota Cirebon, Jawa Barat.
“Apa yang kami lihat di Ginkgo Village rasanya bisa diterapkan di banyak desa/kelurahan di Cirebon. Kami punya potensi budaya, kuliner, UMKM, dan pariwisata sejarah yang sangat kuat. Jika ekosistemnya dipersiapkan mulai dari pembinaan UMKM, digitalisasi produk, hingga pemberdayaan generasi muda maka diharapkan Cirebon bisa punya model revitalisasi desa/kelurahan yang kuat seperti di sini,” ungkap Mellynda.
Ia menambahkan bahwa revitalisasi berbasis komunitas dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus memperkuat identitas lokal.
“Kuncinya adalah kolaborasi. Jika pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pelaku usaha berjalan bersama, desa dan kelurahan kita bisa menjadi pusat ekonomi baru. Potensinya sudah ada, tinggal diaktifkan,” lanjutnya.
Kunjungan ini menegaskan bahwa bagi NasDem, pembangunan masa depan Indonesia harus dimulai dari desa. Pengalaman Ginkgo Village menawarkan gambaran bagaimana desa dapat menjadi motor kemajuan nasional. Sekaligus menjadi sebuah inspirasi penting bagi agenda Restorasi Desa Indonesia yang ingin mendorong pemberdayaan masyarakat, penguatan UMKM, dan pembangunan berbasis komunitas.
Kunjungan ke Ginkgo Village merupakan bagian dari rangkaian agenda Delegasi NasDem dan ASEAN di Tiongkok pada 12 – 19 November, difasilitasi oleh International Department of the Communist Party of China (IDCPC), yang juga mencakup dialog politik, kunjungan pusat riset, serta diplomasi kebudayaan.
(NS/GN)