NasDem Tinjau Pusat Teknologi Transportasi Masa Depan Menuju ASEAN di Tiongkok
KUNMING (18 November): Di saat dunia berlomba mengembangkan kendaraan otonom, logistik drone, dan sistem transportasi pintar, Tiongkok membangun salah satu laboratorium mobilitas masa depan paling ambisius di Asia: Future Transportation Innovation Research Institute yang terletak di Dian Zhong New Area. Kawasan itu bukan sekadar zona industri baru melainkan posisi strategis Tiongkok sebagai pintu gerbang menuju Asia Tenggara, membuka jalur langsung konektivitas ekonomi, teknologi, dan logistik lintas kawasan.
Di sinilah teknologi transportasi generasi berikutnya dari kendaraan tanpa pengemudi hingga jaringan logistik udara rendah sedang dirancang, diuji, dan disiapkan untuk ekspansi ke pasar ASEAN. Lokasi ini membuat inovasi yang dikembangkan di Kunming, Yunnan, Tiongkok tersebut memiliki relevansi langsung dengan Indonesia, negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara.
Bagi Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau, model inovasi seperti itu bukan hanya menarik, melainkan sangat strategis. Teknologi drone logistik dapat menjembatani pulau-pulau terpencil, kendaraan otonom dapat meningkatkan mobilitas di sentra industri, sementara integrasi transportasi cerdas dapat mengoptimalkan kota-kota besar yang menghadapi tantangan kemacetan dan efisiensi.
Institut tersebut mengembangkan sistem car–road–cloud integration, kendaraan listrik otonom, serta prototipe logistik udara rendah untuk mendukung “future mobility ecosystem” Tiongkok. Sebagai zona riset prioritas di Dian Zhong, wilayah yang secara geopolitik diarahkan sebagai simpul utama konektivitas darat dan udara antara Tiongkok Barat Daya dan Asia Tenggara, institut tersebut memiliki arti strategis bagi negara-negara seperti Indonesia yang ingin mengakselerasi transformasi transportasinya.
Delegasi Partai NasDem meninjau kawasan Dian Zhong New Area, Selasa (18/11). Ketua Delegasi Partai NasDem, Rio Okto Mendrino Waas, menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi harus mulai mengembangkan kapasitas inovasinya sendiri.
“Mobilitas masa depan adalah gabungan AI, sensor, data, dan infrastruktur cerdas. Jika Indonesia ingin melompat, kita harus membangun SDM dan risetnya, bukan hanya mengimpor teknologinya. Model yang kita lihat di Kunming menunjukkan bagaimana sebuah negara menyiapkan fondasi teknologinya secara sistematis,” jelas Rio.
Damianus Bilo, Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem, menilai bahwa apa yang dibangun di Kunming sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Bagi Indonesia, teknologi transportasi masa depan bukan lagi pilihan tetapi keharusan. Logistik antar-pulau, mobilitas industri, dan pelayanan publik hanya bisa ditingkatkan jika kita mengadopsi teknologi seperti ini. Apa yang dikembangkan di sini memberi gambaran bagaimana Indonesia dapat membangun solusi transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi,” ujarnya.
Kunjungan itu membuka peluang konkret bagi Indonesia, seperti kerja sama riset transportasi pintar, pengembangan logistik drone antar-pulau, pelatihan SDM, hingga pengembangan kawasan riset serupa di Indonesia yang dapat menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan baru.
Delegasi Partai NasDem yang berkunjung ke Tiongkok terdiri dari Rio Okto Mendrino Waas (Ketua Digital dan Siber DPP Partai NasDem), Laurentia Mellynda (Anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat), Damianus Bilo (Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem), dan N.D. Santoso (Koordinator Media Center Partai NasDem).
Kunjungan Delegasi Partai NasDem ke Future Transportation Innovation Research Institute merupakan bagian dari rangkaian agenda diplomasi politik dan teknologi ke Tiongkok pada 12-19 November yang difasilitasi Departemen Internasional Partai Komunis Cina (IDCPC) itu mencakup dialog politik, peninjauan pusat riset, dan eksplorasi peluang kerja sama strategis di Yunnan dan Beijing.(NS/KL)