Teguh Harap Pembangunan Transportasi Terpadu di Sulsel Cepat Terealisasi
JAKARTA (19 November): Anggota Komisi V DPR RI, Teguh Iswara Suardi, menegaskan pentingnya percepatan pembangunan kereta api dan infrastruktur transportasi terpadu di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Kami sangat berharap realisasi integrasi antarmoda ini bisa diprioritaskan di Makassar dan Sulawesi Selatan umumnya,” ujar Teguh dalam Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Hal itu ia sampaikan menanggapi arahan Presiden Prabowo Subianto yang memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan kereta api sebagai prioritas nasional, saat meresmikan Stasiun Tanah Abang pada awal November lalu.
Menurut Teguh, arahan Presiden tersebut seharusnya menjadi momentum bagi daerah di luar Pulau Jawa untuk semakin mendorong penguatan jaringan kereta api.
Ia juga mengapresiasi langkah Kementerian Perhubungan yang telah membentuk Direktorat Jenderal Integrasi Antarmoda, sebagai upaya mempercepat konektivitas transportasi nasional.
Teguh menjelaskan bahwa saat ini jalur kereta api di Sulsel baru menghubungkan tiga kabupaten, Maros, Pangkep, dan Barru. Ia mendorong agar jalur tersebut diperpanjang hingga mencapai Kota Makassar dan diintegrasikan dengan akses menuju bandara.
Menurutnya, integrasi ini tidak hanya memperkuat mobilitas masyarakat, tetapi juga membuka kantong-kantong ekonomi baru serta memperlancar arus logistik.
“Jika integrasi ini berjalan, masyarakat bisa tinggal di daerah tetapi bekerja di Makassar. Dampaknya besar, mengurangi kemacetan, menekan urbanisasi, dan menurunkan emisi karbon,” tambahnya.
Selain isu kereta api, Teguh juga menyoroti kebutuhan mendesak pembangunan dermaga di wilayah kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Ia menuturkan bahwa masih banyak pulau, termasuk yang berada dekat Bali dan Kalimantan, belum memiliki dermaga layak. Pemerintah daerah telah menyiapkan beberapa Dokumen Engineering Design (DED), namun masa berlakunya telah habis sehingga perlu diperbarui.
“Wilayah kepulauan Pangkep ini selalu menjadi daerah termiskin di Sulsel bukan karena potensinya tidak ada, tetapi karena aksesibilitasnya sangat terbatas. Dermaga itu kunci untuk membuka isolasi dan membangun perekonomian masyarakat,” tegas Teguh.
Di akhir penyampaiannya, Teguh juga menyoroti minimnya lampu jalan di sejumlah wilayah Sulsel, termasuk di ruas jalan nasional. Kondisi jalan yang gelap kerap memicu kecelakaan, terutama karena banyaknya truk yang parkir di bahu jalan.
Ia meminta pemerintah untuk memperhatikan kebutuhan penerangan jalan umum sebagai bagian dari peningkatan keselamatan transportasi.
“Mungkin terlihat sederhana, tapi lampu jalan adalah kebutuhan mendasar yang berdampak langsung pada keselamatan masyarakat,” pungkasnya. (Nurhadi/*)