Cindy Monica Usulkan Gambir Masuk RUU Komoditas Strategis
JAKARTA (26 November): Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Cindy Monica, mengusulkan tanaman gambir untuk masuk dalam daftar komoditas yang diatur dalam RUU Komoditas Strategis yang kini tengah dibahas DPR bersama pemerintah.
Cindy menilai potensi besar gambir akan terabaikan jika tidak diberikan posisi strategis dalam regulasi yang mengatur hilirisasi dan penguatan komoditas nasional.
“Karena ini masih rancangan, tentu kita berharap gambir bisa dimasukkan ke dalam daftar komoditas strategis. Setelah saya telusuri pasal per pasal, banyak sekali keistimewaan dan dukungan kebijakan yang bisa diperoleh jika komoditas potensial dimasukkan,” kata Cindy dalam Rapat Kerja Baleg dengan pemerintah, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Ia menegaskan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, bahkan melampaui sektor pertambangan. Menurutnya, gambir merupakan salah satu contoh komoditas pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal.
“Sektor pertanian ini luar biasa menyumbang 14,4 persen terhadap PDB kita, lebih besar dibanding sektor pertambangan yang hanya 8,5 persen,” ujarnya.
Cindy juga mengapresiasi perhatian Kementerian Pertanian terhadap pengembangan gambir, terutama di Sumatra Barat yang menjadi pemasok utama komoditas tersebut ke pasar dunia.
Ia menekankan bahwa 80% gambir global berasal dari daerah tersebut. Bahkan, Menteri Pertanian sebelumnya menyebut potensi ekonomi gambir bisa mencapai nilai sangat besar jika hilirisasi diperkuat.
Selain itu, Cindy menyoroti masih terbatasnya komoditas yang tercantum dalam Pasal 12 ayat 1 RUU Komoditas Strategis. Dari 14 komoditas pertanian yang memiliki potensi hilirisasi, baru 10 yang masuk dalam daftar awal.
Ia menilai hal ini sebagai celah yang harus diperbaiki agar komoditas bernilai tinggi seperti gambir memperoleh dukungan kebijakan yang layak.
Cindy menjelaskan sejumlah manfaat yang dapat diperoleh jika gambir ditetapkan sebagai komoditas strategis, antara lain kemudahan perizinan dan penataan kebijakan, perencanaan produksi dan harga dasar, serta prioritas pembinaan dan pengawasan oleh badan khusus.
Dukungan lain yang dinilai sangat penting adalah penguatan riset, fasilitas usaha, dan hilirisasi. Menurut Cindy, dukungan regulasi semacam ini akan memberikan nilai tambah signifikan tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi rantai pasok industri gambir nasional.
Cindy menegaskan bahwa penyempurnaan daftar komoditas strategis akan sangat menentukan keberhasilan kebijakan hilirisasi di sektor pertanian.
“Saya sangat berharap gambir bisa masuk dalam daftar tersebut agar pengembangannya lebih terarah dan mendapat dukungan penuh dari negara,” kata Cindy. (Yudis/*)