Delegasi Muda NasDem Pelajari Question Time di Parlemen Australia

CANBERRA (26 November): Question Time di Parlemen Australia merupakan sesi resmi di mana anggota parlemen mengajukan pertanyaan langsung kepada Perdana Menteri dan para menteri terkait kebijakan serta kinerja pemerintah.

Sesi itu menjadi salah satu momen paling dinamis dalam sistem parlemen Australia karena berlangsung secara terbuka, sering diwarnai debat sengit, dan disiarkan langsung kepada publik sebagai bentuk transparansi dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.

Delegasi anak muda Partai NasDem yang saat ini mengikuti program Progressive Campaign Insight 2025 di Canberra, Australia berkesempatan melihat langsung agenda tersebut pada Rabu (26/11). Perwakilan delegasi Partai NasDem, Fahrudin Mualim mengatakan kunjungan itu memberi pemahaman baru tentang tradisi penting dalam praktik demokrasi parlementer Australia.

Fahrudin mengakui banyak mendapatkan pelajaran berharga terkait proses demokrasi bekerja secara terbuka dan transparan. Menurut dia, budaya debat konstruktif dan mekanisme pengawasan yang ketat terlihat jelas dalam setiap sesi. Ia menyebut dinamika antara pemerintah dan oposisi berlangsung lugas namun tetap menjaga kehormatan institusi.

“Saya melihat bagaimana para anggota parlemen secara terbuka mempertanyakan dan mengkritisi jalannya pemerintahan. Transparansi, ketegasan, dan budaya debat terlihat begitu kuat dalam setiap sesi, bagaimana pemerintah dan oposisi beradu gagasan dengan argumentasi yang lugas,” kata Fahrudin seperti dilaporkan dari Canberra, Australia, Rabu (26/11).

Fahrudin menilai bahwa Question Time bukan sekadar sesi tanya jawab, melainkan wujud nyata dari akuntabilitas publik. Setiap kebijakan, program, dan keputusan pemerintah diuji secara terbuka di hadapan rakyat.

“Model ini menjadi contoh bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan ruang kritik, disiplin politik, dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan kebijakan secara langsung,” jelasnya.

Delegasi muda Partai NasDem lainnya, Gresya Febbih Cristina, mengungkapkan bahwa kunjungannya ke parlemen Australia menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Ia menilai budaya politik di Australia sangat dewasa, karena meskipun anggota parlemen berdebat keras bahkan sampai terlihat marah dalam sidang, mereka tetap dapat menjaga profesionalisme dan kembali tenang setelah sidang berakhir.

“Ini menjadi pengalaman yang tidak bisa dilupakan, ternyata anggota dewan di Australia saat menyampaikan pendapat tidak ada baper-baperan, meskipun saat sidang berlangsung, mereka berdebat dengan panas bahkan hingga marah-marah, tapi selesai sidang mereka kembali tenang. Ini merupakan contoh politik yang menurut saya penting bagaimana perbedaan pendapat tidak harus berujung pada konflik personal,” imbuhnya.

(FM/KL)

Add Comment