Banyak Daerah masih Terisolasi, Lisda Minta Pemerintah Lebih Agresif
PAINAN (8 Desember): Anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni, menyoroti keterlambatan distribusi bantuan ke wilayah terisolasi di Kabupaten Pesisir Selatan, khususnya Kecamatan Bayang Utara, Sumatra Barat masih sulit diakses akibat jalan dan jembatan putus.
“Kami sudah melihat langsung kondisinya. Jalannya putus, jembatannya putus, dan longsor terjadi di banyak titik. Ini membuat ribuan warga di dalam sana hampir tidak bisa menerima bantuan kalau tidak melalui helikopter,” ujar Lisda saat meninjau bencana di Kabupaten Pesisir Selatan, sabtu (6/12/2025).
Lisda menilai situasi lapangan membutuhkan penanganan lebih agresif dari pemerintah pusat. Ia menyebut bahwa kondisi itu telah berlangsung belasan hari, membuat masyarakat berada dalam situasi yang rentan.
Legislator Partai NasDem itu menilai, percepatan mobilisasi alat berat, tenaga teknis, dan logistik harus dilakukan segera. Ia kembali menekankan pentingnya status bencana nasional agar koordinasi lintas instansi dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
“Masalahnya bukan status, tapi tindakan di lapangan harus cepat. Ribuan KK masih terisolasi, kita tidak tahu nasib mereka kalau akses tak dibuka,” katanya.
Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, menambahkan bahwa kerusakan infrastruktur tersebar di 11 kecamatan, mulai dari jalan retak, rumah ibadah rusak, fasilitas pendidikan terdampak, hingga irigasi yang lumpuh.
Ia menyebut bahwa alat berat dari provinsi sudah masuk, namun empat nagari terdalam belum bisa dijangkau sehingga penanganan masih dilakukan secara manual oleh relawan.
Sementara itu, Komisi VIII memastikan akan mendorong penguatan bantuan dari BNPB, Kemensos, dan mitra kerja lainnya, sembari terus memantau perkembangan lapangan. Lisda menegaskan bahwa percepatan akses menuju titik-titik terdampak menjadi prioritas utama.
“Kami ingin memastikan masyarakat tidak dibiarkan menunggu terlalu lama. Intervensi pusat harus lebih cepat agar pemulihan bisa berjalan,” ujarnya. (dpr.go.id/*)