Perlu Divisi Khusus Tangani Industri Maritim dan Pertahanan

SURABAYA (10 Desember): Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi, menilai PT PAL dan PT Pindad merupakan bagian penting dalam pengembangan teknologi pertahanan nasional. Oleh karena itu, dukungan regulasi yang tepat harus diberikan agar keduanya dapat tumbuh lebih kuat dan kompetitif.

“Perlu penyederhanaan regulasi serta adanya divisi khusus di Kementerian Perindustrian yang menangani industri maritim dan pertahanan. Selama ini, sektor tersebut masih disatukan dengan industri elektronika, padahal industri pertahanan memiliki karakteristik yang sangat strategis,” kata Erna saat kunjungan kerja Komisi VII di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/12/2025).

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka menyerap berbagai persoalan industri pertahanan nasional sebagai masukan bagi Panitia Kerja (Panja) Daya Saing Industri Komisi VII DPR.

“Komisi VII tengah menjalankan Panja Daya Saing Industri. Oleh karena itu, kami turun langsung ke industri-industri nasional untuk menghimpun permasalahan yang mereka hadapi sebagai bahan rekomendasi kami nanti,” ujar Erna.

Ia menjelaskan, pihaknya ingin mengetahui aspek yang menghambat laju industri dalam negeri, baik dari sisi regulasi, pendanaan, maupun faktor-faktor lain yang menyangkut kinerja dan daya saing sektor strategis tersebut.

Selain isu regulasi, Erna juga menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) industri perkapalan nasional. Menurutnya, sudah terdapat lebih dari 25 institusi pendidikan yang dapat mendukung pengembangan SDM di sektor ini sehingga perlu dipastikan keberlanjutan lapangan kerjanya.

“Kami bangga dengan kemampuan SDM Indonesia. Beberapa kapal perang hasil desain anak bangsa sudah membuktikan kemajuan teknologi kita, salah satunya frigate Merah Putih yang berada di belakang saya ini,” ungkapnya.

Erna juga menyebutkan keberhasilan PT PAL dalam mendapatkan kepercayaan negara lain, seperti Uni Emirat Arab, untuk memproduksi kapal perang. Hal ini menjadi bukti bahwa industri pertahanan nasional mampu bersaing di tingkat global.

Ia berharap riset dan pengembangan serta transfer ilmu terus diperkuat sehingga kemampuan teknologi tidak hanya dikuasai sebagian kecil tenaga ahli saja.

“Teknologi bergerak sangat cepat. Karena itu, pengembangan SDM harus dilakukan secara meluas agar semakin banyak anak bangsa yang berkontribusi bagi pembangunan industri pertahanan nasional,” tutupnya. (dpr.go.id/*)

Add Comment