Jeannette: NasDem itu Rumah Pergerakan

TUBAN (7 Desember): Peristiwa 1998 menjadi tonggak sejarah dan saksi nyata masyarakat Indonesia  memperjuangkan demokrasi dan memberantas praktik-prektik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Maka sejak Partai NasDem didirikan, tidak pernah memungut mahar bagi yang ingin mencalonkan diri menjadi anggota legislatif atau kepala daerah.

"Lha masa mau kembali lagi ke masa lalu?" tegas Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Jawa Timur, Sri Sajekti Sudjunadi  atau yang akrab disapa Jeannette Sudjunadi.

Hal tersebut disampaikan Jeannette di hadapan awak media di Hotel Mustika, Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/12).

Lebih jauh disampaikan Jeannette, sebagai partai gagasan, NasDem menggunakan salah satu praktik politik baru yang digunakan, yaitu politik tanpa mahar.  

Jeannette menjelaskan, politik tanpa mahar menjadi sarana yang lebih kuat untuk mengantarkan putra-putri terbaik bangsa.

"Mau jadi kepala daerah aja gak pake mahar apalagi anggota DPR,” ujarnya.

Menurut perempuan yang tetap energik dan menjabat sebagai Ketua DPP Partai NasDem Bidang OKK itu, orang-orang yang ingin melakukan gerakan perubahan namun masih berada di lingkungan mahar, maka tidak ‘matching’ (pas).

“Mahar itu alat dari KKN. Mahar menghasilkan investor. Lalu bagaimana yang punya kompetensi tapi gak punya uang? Apakah mungkin ia bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau caleg?” terang Jeannette lagi.

Dicontohkan Jeannete, seperti teman-teman awak media yang ingin melanjutkan perjuangan di dalam partai politik memiliki kemungkinan besar.

“Ada Tina Talisa, ada Imam Syafi’i, jadi bukan hanya dari keluarga Metro TV saja,” ucapnya.

Jeannete menjelaskan efek dari politik tanpa mahar yang diusung Partai NasDem, ada pak pos di Solok Sulawesi Selatan.

“NasDem ini rumah bagi pergerakan. Ayo bareng-bareng kita lakukan tindakan afirmasi, agar Indonesia  berubah, agar Jawa Timur ini berubah,” pungkasnya.(Bappilunasdemjatim/*)

Add Comment