Caleg NasDem di Jepara Itu Pernah Jadi Tukang Tambal Ban
Caleg NasDem di Jepara Itu Pernah Jadi Tukang Tambal Ban
JEPARA (13 Desember): Saat akan bergabung ke Partai NasDem, Hadi Patenak masih menjabat sebagai petinggi (kepala desa) Dermolo, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ia menduduki jabatan itu sejak 2013.
Secara formal jabatannya sebagai pelayan masyarakat Desa Dermolo sebenarnya baru akan berakhir tahun 2019. Namun, kerinduannya untuk mengabdi kepada rakyat dalam arti yang lebih luas lewat NasDem, mendorongnya untuk melepaskan jabatannya sebagai petinggi desa.
Tanpa keraguan apa pun, Hadi Patenak langsung mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Jepara di Dapil 3 Jepara nomor urut 2.
Buat warga di dapilnya, Hadi bukan sosok yang asing. Sebelum menjadi kepala desa, Hadi telah dikenal masyarakat Jepara, terutama di Desa Dermolo dan sekitarnya.
Maklum, dia seorang yang murah hati dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Dia mengaku senang dan mencintai anak-anak.
Saat bertemu dengan anak laki-laki, ia kerap menyapa: "Kamu sudah sunat belum?" Begitu sang anak menjawab belum, Hadi langsung memberikan sarung dan saat pulang ke rumah sang anak sudah disunat.
Secara rutin, Hadi juga memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu yang tidak tinggal di panti asuhan.
"Saya senang dan mencintai anak-anak," katanya kepada Gantyo Koespradono, caleg DPR-RI Partai NasDem.
Kepada Gantyo, caleg di Dapil Jateng 2 menempati nomor urut 7, Hadi menceritakan masa lalunya yang malang melintang,termasuk aktivitasnya sebagai seorang dermawan.
"Hadi telah selesai dengan dirinya sendiri. Makanya ia kini fokus berpikir untuk bangsa dan negara demi rakyat yang selama ini disayanginya," begitu kesimpulan Gantyo.
Kebiasaannya peduli dan berempati kepada orang lain itu dilakoninya bukan lantaran dalam rangka meraih simpati agar ia terpilih menjadi kepala desa (2013) dan menjadi anggota DPRD dalam Pemilu Serentak 2019 yang akan digelar 17 April 2019 nanti.
Ternyata, kebiasaan memberi itu sudah dilakukannya sejak muda, khususnya ketika ia memimpin beberapa perusahaan. Salah satu perusahaannya adalah pemasok batubara untuk PLTU Tanjung Jati Jepara.
Hadi Patenak yang lahir di Balong Jepara pada 10 Februari 1970 ini merintis dari bawah. Ketika masih bersekolah kelas satu SMP, ia menjadi anak yatim setelah ibu tercintanya meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian sang ayah menyusul menghadap Sang Khalik. Maka lengkaplah ia sebagai anak yatim piatu.
Ia berjibaku berusaha sendiri untuk mendapatkan uang agar bisa melanjutkan sekolah. Ia pernah menjadi penambal ban dan menawarkan jasanya di tepi jalan. Ia juga pernah menjadi "pengangsu" (menjual jasa menimba air dari sumur) dan dibayar ala kadarnya.
Ia kemudian menjadi anak asuh seorang pegawai kelurahan hingga melanjutkan kuliah di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Gelar insinyur teknik sipil diperolehnya di perguruan tinggi ini.
Sebagai kader dan caleg NasDem, jiwa pluralisme sudah mengakar demikian kuat dalam diri Hadi. Ia selalu membantu kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan organisasi lintas agama.
Apa yang dilakukan Hadi mendapat apresiasi dari Pendeta Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Balong Beji, Theofilus Tumijan.
"Ketika kami akan mengadakan perayaan Natal, tanpa ragu Pak Hadi bertanya kepada saya berapa kebutuhan dana yang diperlukan dan ia langsung memberikan dana yang kami perlukan," kata Tumijan.
Hal yang sama dilakukan Hadi tentunya ketika organisasi masjid akan mengadakan kegiatan rohani.
Namun, membantu masyarakat tak pernah dilupakannya. Ia mengaku gajinya sebagai kepala desa selalu habis untuk kegiatan sosial. Ia bersyukur karena sang istri memahami sikap sosialnya seperti itu.
"Sampai sekarang istri saya tidak pernah tahu berapa gaji saya sebagai petinggi," kata Hadi yang dari perkawinannya dikaruniai dua anak itu.
Kelak kalau terpilih menjadi anggota DPRD, pelayanan Hadi Patenak diharapkan lebih konkret, karena bisa dipadukan melalui program-program prorakyat.
Hadi menyatakan optimistis terpilih, sebab ia telah memiliki modal, yaitu pelayanan masyarakat dan kepeduliannya kepada warga yang akan diwakilinya di DPRD Jepara.
Berdasarkan pengamatan Gantyo, spanduk bergambar sosoknya (nomor 2) terpampang di mana-mana, terutama di sekitar Dermolo. Saking sudah dikenal warga, banyak warga desa yang merelakan halaman rumahnya dipakai untuk memasang alat peraga kampanye (APK) bergambar wajahnya dengan nomor urut 2 caleg NasDem.(*)