NasDem Tidak ada Kaitan dengan Pemindahan Makam
GORONTALO (14 Januari): Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Gorontalo, Hamim Pau angkat bicara terkait pembongkaran dan pemindahan dua makam di Kabupaten Bone Bolango yang ramai dibicarakan.
Hamim Pou menegaskan, persoalan tersebut tidak ada kaitannya dengan Partai NasDem, sehingga dirinya meminta agar perkara tersebut tidak menyeret nama Partai NasDem. Bahkan NasDem mengancam akan menempuh jalur hukum jika ada lagi pihak yang mengaitkan pemindahan dua makam tersebut dengan kontestasi politik menjelang Pemilu maupun Pileg 2019.
“Partai NasDem menegaskan jika ada pihak-pihak tertentu yang masih menyebut, memfitnah, ataupun mengaitkan persoalan itu adalah politik, maka kami tak segan menempuh jalur hukum. Namun, untuk persoalan ini kami maafkan,” tegas Hamim di kediaman Iriani Monoarfa, di Desa Talango, Kabila, Bone Bolango, Minggu (13/1).
Lebih jauh Hamim mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan ada nama Partai NasDem dalam persoalan keluarga tersebut. Menurutnya ini bukanlah persoalan politik, melainkan persoalan internal keluarga.
”Persoalan sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan Partai NasDem, melainkan murni persoalan keluarga. Namun sayangnya ada nama Partai NasDem disebutkan dalam persoalan tersebut. Untuk itu, tadi pagi saudara Abdul Salam Polontolo sudah menyampaikan permintaan maafnya baik secara tertulis dan video, karena sudah menyebutkan nama partai,” tegas Hamim.
Di tempat yang sama, pemilik tanah Awan Hasan yang juga merupakan kerabat dari Caleg Partai NasDem Iriani Monoarfa yang namanya disebut–sebut terkait pemindahan makam tersebut mengatakan bahwa peristiwa pembongkaran dan pemindahan dua makam itu tidak ada kaitannya dengan persoalan politik. Menurutnya itu adalah murni dari keinginan keluarga yang makamnya ingin dibongkar dan dipindahkan.
”Sebenarnya saya lebih bersyukur kalau kuburan itu tidak dipindahkan. Tapi karena mereka (keluarga) tetap ngotot, saya bilang silahkan. Jadi sangat tidak benar kalau ini (pemindahan dan pembongkaran kuburan) terjadi karena politik,” terang Awan Hasan.(*)