Maruli Hutagalung Sambung Rasa ke Maspion
SIDOARJO (17 Februari): Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Maruli Hutagalung melakukan silaturahmi atau sambung rasa ke pabrik Maspion I di kawasan Aloha, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (16/2). Kedatangan Maruli bukan karena kapasitasnya sebagai caleg DPR-RI, melainkan sebagai Komisaris Maspion Group.
Maruli disambut Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus, lengkap dengan para direksi serta ratusan pengurus buruh dari sejumlah divisi Maspion Group.
Maruli datang ke pabrik Maspion I ini bukan untuk berkampanye sebagai caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Jatim 1 mencakup Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, melainkan untuk kenal lebih dekat bukan hanya dengan direksi, melainkan juga para buruh di pabrik itu.
Alim Markus mengaku senang dengan kedatangan mantan jaksa yang sudah memenjarakan sekitar 500 koruptor tersebut. Sebagai komisaris, sudah selayaknya Maruli datang ke pabrik Maspion dan dikenalkan dengan direksi dan para buruh.
Terkait pencalegan Maruli, Alim Markus mengaku akan mendukung penuh dan berharap keluarga besar Maspion juga sepakat dengan dirinya. Menurutnya, keluarga besar Maspion akan cenderung memilih Maruli agar bisa melenggang maju ke senayan. Sudah sewajarnya, kata Alim, orang Maspion akan mendukung caleg yang juga dari Maspion.
"Beliau ini kan komisaris. Kalau saya nggak mendukung orang Maspion, masak saya mendukung orang lain, betul nggak," kata Alim.
Pada kesempatan tersebut Maruli Hutagalung tidak menyinggung soal pencalegannya, melainkan lebih banyak bercerita perjuangannya sebelum dan selama menjadi jaksa. Maruli mengaku pernah bekerja di pabrik selama tiga bulan dengan upah Rp250 per minggu. Kemudian dia pernah tinggal di rumah dinas Kajati Nusa Tenggara Timur namun saat itu hanya sebagai tukang siram bunga.
Namun kemudian nasib baik berpihak pada Maruli karena kemudian dia menjadi jaksa. Dia menjadi jaksa yang ditakuti para koruptor pemakan uang rakyat. Sebab selama menjadi jaksa, ada sekitar 500 koruptor dijebloskan ke tahanan.
"Korupsi itu jahat, makan uang rakyat," kata Maruli. (MI/*)