Surya Ajak Rawat Nilai Kebangsaan Melalui Pendidikan Politik

 

JAKARTA (3 April): Ketua Umum Partai NasDem  Surya Paloh menegaskan pentingnya pendidikan politik yang berkesinambungan kepada masyarakat untuk merawat nilai nilai kebangsaan. Ia pun menyayangkan adanya suatu diksi baru dari wajah perpolitikan saat ini yang cenderung lebih pragmatis dibandingkan mempertahankan harga diri dan integritas dalam politik.

Ia menjelaskan diksi saat ini bahwa dengan harga diri, dengan integritas yang kuat, tidak selamanya memberikan hasil yang maksimal. Namun saat menempatkan posisi karakter serba pragmatis hasilnya lebih banyak yang dicapai. Hal itu menurut Surya Paloh merupakan perubahan karakter dari pola perpolitikan di Indonesia.

Masyarakat saat ini, katanya, cenderung sukar diajak berbicara mengenai kepentingan strategis jangka panjang dan terbiasa memiliki keinginan serba instan. 

"Kalau saya bisa mendapatkan segala sesuatu saat ini kenapa tidak. Dia tidak bisa lagi diajak bahwa hal itu memerlukan tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal, ada perjuangan dan pengorbanan di sana, ada waktu yang harus dilewatkan di sana. Ini suatu deviasi pemikiran di masyarakat kita," ujar Surya Paloh dalam acara Opsi di Metro TV di Grand Studio Jakarta, Senin (1/4).    

Oleh sebab itu Surya mengatakan dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat memberikan keteladanan  sebagai seorang pemimpin. Jika pemimpin-pemimpin yang memiliki kapabilitas dan integritas semakin berkurang, resiko terhadap semakin merosotnya moral  kemasyarakatan sulit dihindarkan. 

Menurut dia, pada era reformasi dengan  sistem demokrasi yang super bebas saat ini Indonesia lalai dalam merawat proses pendidikan politik yang harus berkelanjutan kepada masyarakat. Menurutnya pemimpin yang memberikan keteladanan harus terus hadir, begitu juga pemerintahan yang mampu hadir bersama dengan emosi masyarakat dan membangun partisipasi masyarakat.

"Tidak dalam sikap yang monolog, melainkan dialog. Tetapi situasi sekarang ini dengan era demokrasi  sekarang ini, dengan semangat ingin mencapai semua sekaligus meski tidak semuanya dapat tercapai sekaligus," tutur Surya Paloh.

Surya Paloh pun secara jujur mengakui bahwa saat ini kita tidak lagi memiliki ikatan yang kuat terhadap ideologi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi bangsa ini. Saat ideologi tidak lagi menjadi suatu nilai yang penting dalam keseharian dan pandangan hidup, pada saat itu akan kehilangan komitmen hidup bergandengan tangan dan dalam suasana kekeluargaan.

Ketika itu terjadi, katanya, masyarakat akan tercerai berai karena tidak lagi memiliki perekat ideologi, yang dalam hal ini Pancasila. Namun ia meyakini meski hal tersebut meredup, tapi bukan belum terlambat untuk dibenahi.     

Surya Paloh meyakini jika tidak diperbaiki maka dalam waktu yang tidak lama bangsa ini akan menghadapi tantangan baru, yakni perpecahan dalam kehidupan berbangsa sebagai ancaman yang sulit dihindari. 

"Pancasila  itu diuji terus menerus setiap hari, bahwa kita harus menyadari sistem, value dari Pancasila itu bukan semakin kuat dan kokoh. Kita tidak lagi menganggap itu memiliki daya tarik yang membuat kita terikat antara nilai kehidupan kita dengan nilai nilai dalam Pancasila," terang Surya Paloh.

Untuk itu upaya merestorasinya harus dimulai dari pendidikan keluarga, sebagai  pendidikan awal bagi generasi mendatang agar nilai nilai Pancasila terinternalisasi. Setelah itu dilanjutkan dengan pendidikan formal untuk memantapkan hal tersebut.

 Ketika Pancasila tidak mendapatkan tempat di dua hal tersebut maka generasi muda tidak memiliki keterikatan lagi dengan Pancasila. 

"Resiko besar bagi bangsa ini ketika tidak perduli dengan ideologi bangsa. Suatu bangsa tidak akan kuat tanpa ideologi, meski sehebat apapun teknologinya," pungkas Surya Paloh.(MI/*)

Add Comment