Tim Mbak Rerie Siapkan Dokumen Akademik Terbaru Ratu Kalinyamat
JAKARTA (16 April): Politisi NasDem Lestari Moerdijat menjadi salah satu motor gerakan untuk bisa menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Salah satunya dengan menggelar Focuss Grup Discussion (FGD) di Hotel Santika, Jakarta Barat, Senin (15/4).
Diskusi tersebut merupakan tindak lanjut setelah beberapa waktu lalu disusun naskah akademik Ratu Kalinyamat. Para penyusun yang dibentuk Lestari Moerdijat atau Mbak Rerie berusaha menyempurnakan naskah tersebut sebelum diusulkan ke pemerintah melalui forum diskusi.
“Banyak ide besar dan luar biasa yang sudah dimiliki oleh Ratu Kalinyamat sebagai perempuan saat itu yang sudah jauh melampaui zamannya, antara lain adalah gagasan poros maritim yang saat ini diyakini dan dianggap sebagai sesungguhnya harus dimiliki Indonesia,” katanya.
Dalam diskusi itu Mbak Rerie yang juga Pembina Yayasan Dharma Bakti Lestari mengatakan bahwa nantinya akan dimunculkan naskah akademik terbaru untuk menguatkan usulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional.
"Kami lakukan serangkaian komunikasi dan diskusi informal yang kemudian kami bersama-sama menghadap Pemerintah Jepara dan mendapatkan restu untuk bisa melanjutkan penelusuran lebih jauh lagi. Ujungnya kami harapkan mampu melahirkan naskah dan dokumen akademik yang bisa menguatkan usulan kami kepada pemerintah agar gagasan untuk pemberian gelar Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional bisa terealisasi," kata Rerie.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tim Penyusun Naskah Akademik Ratu Kalinyamat, Ratno Lukito, menerangkan, pihaknya telah melakukan penelitian secara objektif dan terbuka termasuk untuk sumber primer berupa buku-buku dan karya ilmiah yang telah terhimpun dari berbagai sumber.
Menurut Ratno, buku-buku yang digunakan tersebut ditulis penulis Belanda dan Portugis yang ditulis hampir bersamaan dengan masa Ratu Kalinyamat. Buku yang ditulis pada abad ke 16 tersebut, kata Ratno, membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat bukanlah sebuah mitos.
Ratno menambahkan, berdasarkan sumber-sumber tersebut, Ratu Kalinyamat digambarkan sebagai sosok pemimpin yang kuat, tangguh, dan berkuasa. Ratu Kalinyamat juga disebut memiliki armada militer yang sangat kuat sehingga dia berani mengusir Portugis dari perairan Jepara saat itu.
“Ratu Kalinyamat juga diketahui pemah menggagas adanya poros maritim, dengan mengembangkan pelabuhan, menginisiasi industri galangan kapal, dan ukiran Jepara. Tidak hanya pelabuhan utama di Jepara yang dikuasainya, namun pelabuhan pendukung di sekitar Jepara seperti di Pati, Juwana, Lasem, Rembang, juga dibangun Ratu Kalinyamat,” kata Ratno.
Ratu Kalinyamat disebut sebagai salah satu inisiator poros maritim Kerajaan Demak dan memimpin era industrialisasi maritim di Asia Tenggara. Selain itu dia juga digambarkan sebagai perempuan kaya raya yang mampu memanfaatkan kayu jati untuk membangun industri galangan kapal.
Di Jepara, Jawa Tengah, sosok Ratu Kalinyamat dikenal sebagai Adipati Jepara pada Abad ke-16 yang wilayahnya meliputi Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora. Ratu Kalinyamat yang bernama lahir Retno Kencono itu merupakan cucu dari pendiri Kerajaan Demak.(*)