Sistem Pemilu Harus Dievaluasi Komprehensif
JAKARTA (1 Mei): Harus ada pendekatan rasional based dan strategic based untuk menyikapi perlunya evaluasi menyeluruh dan komprehensif tentang sistem pemilu serentak. Pendapat tersebut dikemukakan Ketua DPP NasDem Bidang Media dan Komunikasi Publik, Willy Aditya di Jakarta, Rabu (1/5).
"Evaluasi jangan hanya karena kepentingan tertentu," tegas Willy seperti dikutip dari medcom.id (1/5).
Willy menyadari maraknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal menjadi catatan khusus. Namun, tidak berarti pemilu serentak tanpa prestasi dan catatan positif.
"Catatan satu partisipasi meningkat. Artinya demokrasi itu kan selalu diukur hal yang substansif dan prosedural. Soal partisipasi itu luar biasa 82 persen," jelas Willy.
Tingginya angka partisipasi pemilih, jarang ditemui di negara demokrasi terbuka. Di negara barat dengan sistem demokrasi liberal yang terbuka, rata-rata warganya apatis. Indonesia mencatatkan sejarah dengan demokrasi terbuka bisa meningkatkan angka partisipasi pemilih.
"Bahwa (partisipasi tinggi) hanya terjadi di rezim-rezim yang totalitarian. Demokrasi liberal itu biasanya partisipasinya minim. Ada kelebihan dan ada kekurangan," ujar dia.
Menurut Willy, evaluasi perlu menyentuh hal-hal teknis. Misalnya, lima surat suara dengan ukuran yang cukup besar perlu dikaji lebih lanjut. Selain itu, menyerentakan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif juga tidak efektif. Angka partisipasi pada pileg justru menurun karena pemilih hanya fokus dengan pilpres.
"Kenapa terjadi apakah karena confused atau technical surat suara terlalu besar karena partainya terlalu banyak," pungkas dia.(Medcom.*)