Legislator Muda NasDem Tanggapi Isu Nasional

JAKARTA (17 September): NasDem adalah partai yang memiliki prosentase terbesar dalam meloloskan anak muda ke Senayan. Anak-anak muda ini siap memberi kontribusi nyata untuk kemajuan Indonesia serta membawa udara baru di parlemen.  Kemampuan mereka akan terlihat di acara Dialog Selasa yang  digelar nanti malam di DPP NasDem, Selasa (17/9).

Sebut saja Hillary Brigita Lasut yang menanggapi terkait Revisi UU KPK yang sedang ramai dan menjadi polemik di masyarakat.

Jebolan S2 jurusan hukum, Washington, US ini menanggapi bahwa setiap lembaga harus tetap dibatasi dengan aturan pedoman yang tidak bersifat melemahkan.

"KPK adalah lembaga yang memiliki kewenangan dan daya paksa yang kuat, aturan bukan untuk melemahkan, tetapi dapat mengarahkan KPK untuk bisa mencapai tujuannya memberantas korupsi sesuai UUD," sebut Hillary di Jakarta, Selasa (17/9).

Ia juga beranggapan bahwa tidak boleh lembaga yang memiliki kekuasaan tidak terbatas. 

Revisi UU KPK, menurutnya, bertujuan untuk melindungi KPK yang dalamnya digerakkan manusia, kemungkinan memiliki potesi berbuat salah.

"Pepatah bilang, power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely," tuturnya.

Sedangkan Putri Dayak Milenial, julukan untuk Yessy Melania mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap belenggu pernikahan dini.

"Tentu dengan fenomena seperti ini kita miris. Karena pernikahan di bawah umur merampas hak anak untuk mengenyam pendidikan ke tahap selanjutnya, sehingga ruang untuk pengembangan kualitas dirinya menjadi hilang," jelas Yessy, anggota DPR RI Partai NasDem dari dapil Kalimantan Barat.

Tokoh muda perempuan yang termasuk dalam 100 tokoh dayak jilid tiga ini menyarankan kepada pemerintah untuk konsern menyosialisasikan Revisi UU Perkawinan terbaru.

"Mendorong pemerintah untuk terus mengontrol pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun, dan menyosialisasikan dampak perkawinan di bawah umur yang dapat membahayakan kesehatan janin maupun ibu yang mengandung," kata Yessy.

Tidak hanya isu nasional, isu lokal juga menjadi pembahasan salah satunya politikus NasDem asal Tanah Toraja Eva Stevany Rataba yang menanggapi pembuatan wisata halal di Sulawesi Selatan.

Eva beranggapan aturan sampai pelaksanaan tersebut perlu diperjelas lagi, karena menurutnya dapat menimbulkan gesekan sosial di kehidupan masyarakat. Itu dapat bertabrakan dengan nilai-nilai kearifan lokal.

"Sehingga kalau yang dianggap wisata halal adalah hanya menyiapkan tempat dan makanan yang dikelola saudara muslim, maka tidak perlu mencanangkan wisata halal pada suatu wilayah tertentu, karena sudah otomatis hal tersebut mendapat tempat khusus walaupun tanpa diatur," sebut Eva.

Ia mencontohkan bila penerapan ini berlaku di dapil Toraja sudah pasti dapat menimbulkan pertentangan, berpotensi menimbulkan masalah sosial.

Kegiatan yang dilangsungkan jelang Kongres II Partai NasDem ini akan banyak punya gebrakan yang diciptakan milenial muda NasDem. Oleh karena itu hadiri Diskusi Dialog Selasa nanti malam pukul 19.00  di Auditorium DPP NasDem.(*)

Add Comment