Surya Paloh: Semangat Kritis Harus Konstruktif
JAKARTA (24 Oktober): Ketua Umum Surya Paloh berpesan dan menaruh harapan besar kepada tiga kader Partai NasDem yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Sebagai ketua umum dia menaruh harapan kepada para kader NasDem agar dapat bekerja secara maksimal pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Mereka belajar dengan kekurangan-kekurangan dari pendahulunya dan seniornya dari posisi apa yang mereka tempatkan sekarang," pesan Surya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10).
Tiga kader NasDem di kabinet adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Siti menjadi menteri yang dipertahankan Jokowi, sedangkan Syahrul dan Johnny baru menjadi menteri.
Di sisi lain, Surya mengingatkan, untuk saat ini semua pihak memerlukan pemikiran kritis, bukan hanya NasDem. Pemikiran kritis tersebut, bukan hanya mencari kesalahan maupun kekurangan.
Pernyataan itu dilontarkan terkait ucapan Surya sebelumnya yang menyebut NasDem siap menjadi oposisi bila semua parpol menyeberang ke pemerintah. Namun begitu, dirinya menekankan semangat kritis itu harus berpikir konstruktif.
"Bagaimana kelemahan kita kembalikan jadi kekuatan bersama. Di sinilah kemampuan tetap berpijak pada objektivitas yang ada. Dengan kondisi itu kita tidak malu hati untuk mengakui kekurangan, kesalahan kita, kemudian memperbaikinya," jelasnya.
Ia menghargai segala keputusan Jokowi soal susunan kabinet. Karena keputusan tersebut adalah hak prerogatif presiden dan sebagai bentuk konsistensi Partai NasDem.
"Untuk apa membawa tema gerakan perubahan restorasi bangsa ini kalau kita tidak mampu konsisten," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Surya turut mengomentari soal ditunjuknya ST Burhanudin sebagai jaksa agung. Posisi tersebut sebelumnya diemban kepada HM Prasetyo yang merupakan salah satu politisi NasDem
"Saya ucapkan selamat bekerja kepada Jaksa Agung yang baru. Kalau ada kekurangan, kesalahan barangkali dari Jaksa Agung pendahulunya dan teruskan juga pemikiran-pemikiran yang baik," tuturnya.(MI/*)