NasDem Kabupaten Gresik Uji Visi-Misi Lima Pendaftar

GRESIK (4 November): Lima dari tujuh bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati (bacabup-bacawabup) Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang lolos verifikasi administrasi beradu gagasan. 

Pemaparan visi-misi dilakukan secara terbuka disampaikan oleh lima kandidat di Kantor DPD Partai NasDem Kabupaten Gresik, Jalan Veteran No 46, Injen Timur, Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu (3/11).

Mantan Bupati Bojonegoro sekaligus pengurus DPP NasDem, Suyoto  didapuk sebagai panelis dan didampingi pengurus DPW NasDem Jatim Iwan Zunaih atau Gus Iwan.

“Ada tujuh pendaftar yang kita undang memaparkan visi dan misi. Tapi, Ahmad Nurhamim secara resmi berkirim surat tidak bisa hadir karena ada rapat di DPD Golkar Jatim. Sedangkan Pak  Nadir (Ketua DPC PPP Gresik), menyatakan siap hadir, tapi tak kunjung hadir. Kita serahkan kebijakan DPP,” ungkap Sekretaris Bappilu DPD Partai NasDem Gresik, Hasanudin Farid.

Kelima orang yang memaparkan visi misi adalah mantan Ketua DPRD Gresik sekaligus mantan Ketua DPC PKB Gresik, Ahmad Nadlir, Ketua DPC FSPSI Gresik Ali Muklasin, Direktur BUMD Pariwisata Malang Muhammad Nuh, Bendahara DPD Nasdem Gresik Tri Putro Utomo dan pengusaha sarang walet Effendi Noor.

Mereka diberi waktu lima menit untuk memaparkan visi-misi. Setelah itu, panelis melemparkan tiga pertanyaan. Masing-masing bacabup diberi waktu dua menit.

Pertanyaan tersebut di antaranya tentang pengentasan kemiskinan di Kabupaten Gresik, masalah tenaga kerja, kualitas udara.

"Kabupaten Gresik merupakan penopang  Surabaya bersama Sidoarjo dan Mojokerto. Dari daerah itu, angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Gresik. Bagaimana pengentasan secara revolusioner?,” tanya Kang Yoto, sapaan akrab Suyoto.

Sedangkan Gus Iwan memertanyakan strategi yang akan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Gresik.

“Isu pendidikan tak berimbang, sudah viral termasuk biaya pendidikan yang mahal. Padahal, ada permasalahan lainnya, yakni pendidikan bermutu. Bagaimana stateginya?,” tanya Gus Iwan.

Mereka diminta menjawab secara berebut, dengan waktu yang terbatas.

Nadlir yang  menjawab pertanyaan dari panelis tersebut, langsung menyodorkan konsep efisiensi birokrasi sekaligus mengoneksikan birokrasi hingga di tingkat pemerintahan desa.

Menurutnya, ada missing link antara birokrasi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dan birokrasi di pemerintahan desa.

“Permasalahan utama ada di desa. Apalagi, ada dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD). Ini perlu ada sambungan, sehingga pembangunan di desa juga menyambung dengan pemerintah daerah. Ini yang belum terasa,” jawabnya.

Ali Mukhsin memberikan konsep perusahaan wajib mempekerjakan masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan harus ramah lingkungan dengan menyiapkan lahan terbuka hijau di lingkungan perusahaan. Pengalaman tersebut diperoleh ketika studi banding ke luar negeri.

“Di Osaka, Jepang meskipun perusahaan sangat banyak,  sangat ramah lingkungan. Banyak sekali pepohonan yang meneduhkan. Makanya, perusahaan di Gresik harus seperti itu,”ujar dia.

Tri Putro Utomo menawarkan gagasan jalan desa (JPD) akan dijadikan jalan kabupaten, sehingga Pemkab Gresik bisa intervensi melakukan perbaikan. Selain itu, perusahaan juga diajak untuk membangun bersama.

"Pemkab bisa langsung memperbaiki jalan. Nanti bisa ada jalan tembusan. Ekonomi akan lebih hidup," tegas Tri.

Kemudian, Muhammad Nuh justru mengaku konsentrasi pada kebutuhan air di Gresik. Termasuk memperbaiki baku mutu air PDAM Giri Tirta yang sangat rendah.

Menurutnya, air PDAM Giri Tirta hanya digodok dan dikonsumsi akan membahayakan kesehatan. Karena, belum layak setelah saya uji di laboratorium.

“Air dari PDAM akan saya prioritaskan dengan membangun water treatment,” tutup Muhammad Nuh.(*)

Add Comment