Lestari Moerdijat Ajak Mahasiswa Kuatkan Nasionalisme dan Jaga Indonesia

GORONTALO (2 Desember): Wakil Ketua MPR RI dari Partai NasDem Lestari Moerdijat melakukan sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan – Empat Pilar – kepada mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dalam kuliah Perdana. Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, mengangkat tema "Empat Konsensus Kebangsaan dan Kepemimpinan 2030" dengan  sasaran  mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Rerie berpendapat mahasiswa merupakan target penting sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan karena mereka calon pemimpin bangsa di masa mendatang. Dia pun menitipkan Indonesia ke tangan calon-calon pemimpin Indonesia tersebut.

"Saya lakukan sosialisasi empat pilar ini kepada  mahasiswa karena saya pribadi melihat bahwa di tangan anak-anak inilah nantinya kita menitipkan masa depan Indonesia 2045," kata Rerie di Auditorium UNG, Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin, (2/12).

Dia berharap pendidikan maupun kualitas kepemimpinan pelajar dan mahasiswa terus meningkat. Politikus Partai NasDem ini ingin generasi calon pemimpin masa depan terus menjaga nasionalisme. Hal itu sesuai dengan Nawacita Jilid II, yakni pembangunan sumber daya manusia.

"Pesan-pesan inilah yang saya sampaikan kepada anak-anak agar mereka kembali mengingatnya, dan agar mereka sadar dan paham bahwa tanggung jawab mempertahankan Republik ini berada di pundak mereka," sambungnya.

Rerie juga mengupas berbagai karakteristik yang harus dimiliki pemimpin. Salah satunya, pemimpin yang dapat menghargai orang lain serta mengedepankan keragaman dalam persatuan bangsa untuk menghadapi beragam tantangan.

"Belakangan ini kita dihadapkan begitu banyak problem yang menjurus pada ancaman disintegrasi, meningkatnya intoleransi. Ini semua harus kita sikapi dengan memberikan kembali pemahaman (4 Konsensus Kebangsaan – 4 pilar)," jelasnya.

Selain memberi pembekalan Empat Konsensus Kebangsaan, politikus Partai NasDem dari daerah pemilihan Jawa Tengah II tersebut juga menginsiasu focus group discussion (FGD) terbatas bersama sejumlah elemen masyarakat di Gorontalo. FGD itu menjadi kesempatan untuk mendengar masukan publik terkait wacana amendemen UUD 1945. (Medcom/*)

Add Comment